Yang pertama adalah senjata nuklir. Sejak pemerintah Amerika Serikat menarik diri dari pakta senjata nuklir 2015, Iran perlahan-lahan membangun senjata nuklir. Pada November ini, juru bicara pemerintah Iran telah mengklaim bahwa Iran telah memperbaiki pengayaan uranium hingga 20%, yang merupakan rintangan paling sulit untuk membuat uranium siap dijadikan senjata nuklir.
Kombinasi senjata kedua yang tidak kalah mengerikan adalah semangat Jihad. Iran adalah negara teokratis fasis, negara yang diperintah oleh pemimpin sekte agama fundamentalis radikal yang penganutnya bersedia berjihad dan menjadi martir.
Jika Amerika Serikat berperang melawan Iran, maka itu bisa jadi perang yang tidak akan pernah dialami Amerika sejak Perang Pasifik, dimana fanatisme "kekaisaran" Jepang memicu terjadinya Perang Dunia Kedua. Kombinasi jihad dan nuklir Iran bisa mengarah pada terjadinya Perang Dunia Ketiga.
Iran tidak punya pilihan lain selain meladeni serangan AS yang menewaskan Solemani dengan serangan mematikan yang sama. Jika kekuatan militer mereka diremehkan karena rendahnya teknologi persenjataan yang dimiliki, tidak demikian dengan semangat jihad warga Iran. Siapa yang bisa memprediksi tidak akan ada bom bunuh diri berkekuatan nuklir yang akan dilancarkan Iran jika keadaan semakin memburuk?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H