Saya sendiri belum berkesempatan merasakan pengalaman langsung ikut Reuni 212. Tapi, dari berita-berita serta kabar yang dibawa peserta di media sosial, saya bisa membayangkan bagaimana suasana yang tercipta saat Reuni 212.
Begitu indah, begitu menakjubkan. Tak salah apabila ada yang bilang, Reuni 212 adalah acara ajaib.
Lantas, mengapa Reuni 212 tidak bisa dijadikan destinasi wisata dan event pariwisata religi? Seandainya pemerintah (provinsi atau pusat) bekerja sama dengan pihak-pihak terkait lainnya mau mewadahi event ini, saya percaya Reuni 212 bisa menjadi event pariwisata religi tingkat dunia.
Alih-alih menghembuskan isu-isu tak sedap yang berujung timbulnya kecurigaan, alih-alih 'menghalangi' peserta dari luar Jakarta untuk datang, alih-alih berpikiran negatif, pemerintah bisa mengakomodir event ini dan memasukkannya dalam kalender kunjungan wisata (religi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H