"Halo, ini pasti Mas Himam ya. Saya Ferry mas, kenalkan," kata pria yang memperkenalkan diri Ferry W sambil menepuk pundak sewaktu aku baru masuk ke acara Kompasianival 2019.
"Halo mas Ferry, salam kenal...." belum sempat aku membalas lengkap perkenalan itu, sosok perempuan tiba-tiba menyeruak dan langsung menjabat tanganku dengan erat.
"Sebentar, aku tadi yang mengenalinya lebih dulu mas Fery, jadi aku yang semestinya pertama kali berkenalan. Halo Om, saya Leya Cattleya."
Inilah perjumpaan pertamaku dengan Leya Cattleya. Akrab dan hangat, seolah aku dan dia teman lama yang baru berjumpa kembali. Lihat saja bagaimana dia menyapaku "Om", padahal aku yakin dia sepantaran dengan kakakku yang sudah setengah abad usianya.
Setelah sekian lama hanya bisa bertukar komentar dan berbalas opini lewat tulisan di Kompasiana, aku akhirnya bisa bertemu dengan penulis favoritku. Aku pikir bukan diriku saja yang menjadikan Leya penulis favorit, aku yakin banyak Kompasianer lain yang juga mengaguminya.
Buktinya sudah tersaji di malam penghargaan Kompasiana Awards 2019 di One Belpark Mall, Sabtu malam (23/11). Nama Leya disebut tiga kali, dan naik panggung kehormatan tiga kali pula. Sebagai Best in Opinion, People Choice dan salah satu diantara 3 kompasianer peraih penghargaan The Headliner (135 Headline dalam satu tahun!).
Ok, aku sudahi pujianku pada Leya. Karena di Instagram dia sudah berteriak, "Pak Himam, tulisanmu sudah keterlaluan!".
Sekalipun aku sudah lama menulis di Kompasiana, tapi baru di Kompasianival 2019 Reunite ini aku bisa hadir. Bukan karena aku ikut terpilih jadi nomine. Sebelum pengumuman nominasi, aku sudah niatkan untuk hadir dan langsung memesan tiket kereta api pulang pergi.
Keinginanku untuk datang tak lain hanya ingin merasakan kehangatan suasananya. Bagaimana rasanya bila penulis bertemu dengan penulis lain yang belum pernah ia kenal dan jumpai sebelumnya? Seru atau malah canggung?
Yang aku rasakan adalah seperti kutub magnet yang ketika didekatkan maka ia langsung bergetar. Begitulah, menghadapi wajah-wajah yang belum pernah kulihat, aku seolah bisa merasakan bahwa dia penulis, khususnya Kompasianer!