Tuan, sepatu kita kini sama kotornya.
Cuma, kalau Tuan bangga sepatunya kotor oleh tanah, kami berduka karena sepatu kami kotor oleh darah.
Darah adik-adik kami, dari Harun Al Rasyid sampai Randi dan Yusuf Qardawi.
Tuan, tak dengarkah telinga Tuan?
Di ujung timur Indonesia sana, puluhan warga meregang nyawa.
Mereka diburu, dibunuh, bahkan satu keluarga dibakar bersama rumahnya.
Ribuan penduduk mengungsi, tenaga medis minta dievakuasi.
Tuan, di saat hati kami menahan tangis pilu, wakil kami di Senayan tengah melucu.
Sementara Tuan sendiri, asyik mengemong cucu.
Tuan, kami harap kita masih tinggal di negeri yang sama, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H