Di Pantai Mertasari, kami diajak bersih-bersih pantai sekaligus memilah sampah. Sampah non organik yang bisa didaur ulang dipisahkan untuk kemudian dibawa ke unit pengolahan sampah daur ulang binaan Danone Indonesia.
Perjalanan kemudian dilanjutkan untuk mengunjungi SMP Wisata (Widya Sastra Taruna) Sanur. Apa yang membuat SMP Wisata ini istimewa sehingga menjadi salah satu lokasi kunjungan peserta akademi?
Sebenarnya sama dengan SMP lain yang sekarang giat mengejar status Sekolah Adiwiyata, yakni sekolah berbasis pendidikan lingkungan hidup. Hanya saja di SMP Wisata Sanur ini para siswa diajari membuat prakarya dari sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Selain itu, disini juga ada Bank Sampah. Setiap siswa bisa menyetorkan sampah recycle di Bank Sampah, terus hasil penjualan sampah itu dikumpulkan sebagai uang kas kelas masing-masing.
Dari SMP Wisata Sanur, kami menyempatkan diri mengunjungi keluarga pemulung yang menerima bantuan pembiayaan BPJS Kesehatan Mandiri. Danone Indonesia bekerja sama dengan Dompet Sosial Madani membantu masyarakat tidak mampu yang bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk tetap bisa ikut BPJS Kesehatan mandiri secara perorangan.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Recycle Business Unit milik Danone Indonesia area Bali yang dikelola Bali PET. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, disini kami melihat langsung bagaimana proses pemilahan botol plastik air mineral untuk kemudian diproses menjadi bahan baku botol plastik recycle produk Aqua Life.
Di sela-sela jamuan makan siang di UC Silver Restaurant, kami menerima pembekalan materi tentang ekosistem daur ulang dan kebijakan Danone dalam mengolah sampah botol plastik air mineral. Sebagai pelengkap materi, kami lalu mengunjungi Coco Mart yang menjadi mitra collect center botol plastik bekas.
Tari Kecak dan Makan Malam yang Tak Terlupakan
Semua rasa penat dan lelah usai setengah hari melakukan kunjungan dan menerima materi berganti menjadi antusias ketika kami diajak menonton pertunjukan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Setelah puas dan terhibur, kami pun dijamu makan malam di tempat yang belum pernah kami bayangkan sebelumnya. Jendela Resto, sebuah restoran eksklusif yang terletak di kawasan Garuda Wisnu Kencana menjadi tempat persinggahan terakhir sebelum kami kembali ke hotel Best Western Kuta Beach.
Di pusat kegiatan DBA 3 ini, kami belum diijinkan beristirahat meski jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Masih ada satu tugas penting yang harus kami selesaikan. Mentor kami, bang Iskandar Zulkarnain disertai Asisten Mentor Yakob Arfin dan Nurhasanah membimbing kami untuk membuat outline tugas akhir.
Masing-masing peserta memilih satu subtema dari empat tema utama yakni: Hidrasi, 1000 Hari Pertama Kelahiran, Pangan dan Circular Economy. Keempat tema inilah yang menjadi tugas akhir setiap peserta. Outline tugas akhir ini juga harus kami presentasikan di hari terakhir akademi untuk mendapatkan ulasan dan saran dari mentor serta peserta lainnya.