Kita harus mencari "lembar halaman yang hilang" supaya tidak mudah tersulut emosi, baik dari pihak yang mendukung UAS maupun mereka yang merasa keyakinannya dilecehkan.
Mungkin halaman yang hilang itu adalah motif di balik penyebaran video. Mungkin pula lembar yang hilang itu adalah ketidakpahaman pemeluk agama lain tentang prinsip "Lakum diinukum waliyadiin" dalam agama Islam.
UAS tidak salah, begitu pula pihak yang tersinggung dan merasa keyakinan mereka dilecehkan. UAS sedang berdakwah di hadapan jamaahnya sendiri, bukan berpidato di depan khalayak umum.Â
Wajar apabila dalam dakwah tersebut UAS membenarkan keyakinannya dan menyalahkan keyakinan pihak lain yang tidak sesuai dengan akidah keimanan yang dianutnya.
Saya yakin, begitu pula yang disampaikan pendakwah-pendakwah agama lain di depan orang-orang yang seiman. Karena bagi kita yang beragama, kita selalu menganggap agama kita adalah yang paling benar, sedangkan yang lain salah jalan.
Jadi, dalam menyikapi kontroversi video ceramah UAS, carilah lembar halaman yang hilang tersebut. Supaya tidak timbul perselisihan yang tajam, yang ujungnya malah merusak rasa persatuan diantara kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H