Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ingat, Waktu Takbiran di Bulan Zulhijah Itu Sampai Hari Tasyrik Terakhir

10 Agustus 2019   20:31 Diperbarui: 10 Agustus 2019   20:34 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Usai sholat subuh sehari sebelum Iduladha, anak saya bertanya,

"Pak, tadi di masjid kok sudah takbiran. Kan belum lebaran?"

Pertanyaan anak saya tadi memberi gambaran kebiasaan umat Islam di Indonesia. Bahwa takbiran atau mengumandangkan kalimat takbir itu identik atau hanya boleh dilakukan pada malam dan saat hari raya.

Pada hari raya Idulfitri, waktu untuk mengumandangkan takbir memang relatif sebentar. Yakni dimulai usai tenggelamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadan hingga sebelum sholat Ied.

Sedangkan untuk hari raya Iduladha atau bulan Dzulhijjah, ada dua jenis takbir yang dianjurkan untuk dikumandangkan (meskipun lafadznya sama).

Pertama adalah Takbir Muthlaq, yakni kumandang takbir yang tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu. Di bulan Dzulhijjah, Rasulullah sendiri menganjurkan pada umat Islam untuk melakukan takbir secara sendiri-sendiri mulai 1 Dzulhijjah. Bagi laki-laki dianjurkan dengan mengeraskan suara ketika berada di tempat umum atau tempat yang ramai lainnya.

Yang kedua adalah Takbir Muqoyyad, yakni kumandang takbir yang dilakukan dengan waktu tertentu, yaitu setelah shalat wajib berjamaah. Bagi orang yang tidak berhaji dilakukan mulai dari shalat Subuh pada hari Arofah (tanggal 9 Dzulhijjah) hingga waktu Ashar pada hari tasyrik terakhir (tanggal 13 Dzulhijjah).

Sedangkan bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji dimulai pada waktu shalat Dhuhur di hari raya (10 Dzulhijjah) hingga hari tasyrik terakhir.

Ibnu 'Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik." Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin 'Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah (HR. Bukhari tanpa sanad (muallaq) dalam bab "Keutamaan beramal di hari tasyrik).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun