Sebagaimana firman Allah SWT, "Allah tidak menjadikan sedikit kesulitan pun dalam hal beragama" (QS. 22:78).
Sayangnya, jalan-jalan kemudahan ini tidak banyak diketahui umat karena banyak ulama cenderung "enggan mempopulerkannya".
Seperti dalam kasus sholat saat sedang dalam perjalanan. Hukum Islam membolehkan setiap Muslim yang sedang melakukan perjalanan (dalam jarak minimal yang sudah disepakati ulama) untuk menggabungkan dua sholat dalam satu waktu, atau yang disebut sholat jama'. Sholat Dhuhur digabung dengan sholat Ashar dan sholat Maghrib digabung dengan sholat Isya'.
Hukum Islam juga membolehkan setiap Muslim yang sedang melakukan perjalanan untuk sholat tetap di tempat kendaraannya yang sedang melaju. Artinya, sholatnya tidak harus dilakukan di mushola atau di tempat sholat khusus yang menghadap ke arah kiblat. Setiap Muslim yang sedang bepergian boleh sholat dengan posisi duduk menghadap ke arah kemanapun kendaraannya mengarah.
Tapi seperti yang saya lihat dan ceritakan ini, masih banyak umat yang belum mengetahui dan memahami kemudahan yang diberikan Islam dalam menjalankan syariatnya. Mereka seolah merasa kurang afdhol jika sholatnya tidak dilakukan di mushola. Mereka seolah merasa kurang nyaman jika tidak sholat dengan sikap gerakan sholat yang sempurna.
Niat mereka memang bagus, namun dikhawatirkan kekhusyukan sholat mereka berkurang. Karena bagaimanapun juga, bukankah mereka harus berpacu dengan waktu dan rasa khawatir ketinggalan kereta?
Satu hal yang patut diteladani dari kejadian yang saya saksikan pada saat itu adalah keteguhan mereka dalam mendirikan sholat. Di saat banyak dari kita yang mungkin malah meremehkan dan tidak peduli dengan kewajiban sholat ini saat sedang bepergian.
Hanya lima kali sehari Allah mewajibkan kita menghadap kepada-Nya. Malu rasanya jika kita yang telah mendapatkan anugerah-nya, yang tidak terbilang banyaknya ini malah mengabaikan kewajiban tersebut hanya karena "halangan" bepergian.
Malu pula rasanya jika hanya pada saat-saat kepepet atau terdesak, saat cemas dan mengharap sesuatu, kita baru berkunjung ke haridat-Nya. Jika ada yang seperti ini, jangan salahkan Tuhan apabila Dia tidak menghiraukan hamba-Nya yang datang tanpa menampakkan kebutuhan kepada-Nya, atau tidak memuja dan memuji-Nya dengan sepenuh hati.