Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Perlunya Memahami Kebijakan BI dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

16 Juni 2019   15:21 Diperbarui: 16 Juni 2019   15:21 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: bloomberg.com/Graham Crouch

Sebagai salah satu negara yang pernah terkena dampak krisis moneter pada 1998, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini otoritas sektor keuangan menyadari betul betapa pentingnya stabilitas sistem keuangan. Ketidaksiapan, ketidakefisienan dan terlebih lagi ketidakstabilan sistem keuangan membuat kondisi perekonomian negara menjadi sangat rentan terhadap berbagai gejolak sehingga dapat menganggu perputaran roda perekonomian nasional, sebagaimana yang pernah kita alami pada 1998 dan 2008.

Oleh sebab itu, stabilitas dalam sistem keuangan perlu terus ditingkatkan dan dipertahankan karena merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Masyarakat pun harus mengetahui bagaimana sistem keuangan negara kita dan bagaimana mereka bisa berperan serta untuk menjaga stabilitasnya.

Apa Itu Stabilitas Sistem Keuangan?

Menurut Bank Indonesia, Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional (Peraturan Bank Indonesia nomor 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial). Sementara, sistem keuangan sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian.

Sistem keuangan yang merupakan bagian dari sistem perekonomian menjalankan fungsi intermediasi yang mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (defisit). Oleh karena itu, untuk dapat menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal, maka dituntut sistem keuangan yang stabil dan beroperasi secara efisien.

Dampak yang timbul akibat sistem keuangan yang tidak stabil.

Bank Indonesia mengatakan bahwa ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang tidak menguntungkan seperti:

  • Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif.
  • Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
  • Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.

Jika kondisi-kondisi seperti ini terjadi akibat sistem keuangan kita yang tidak stabil, akan memerlukan upaya yang lebih lama dengan biaya operasional yang tidak sedikit untuk bisa menyelamatkan kondisi keuangan yang terpuruk tersebut. Sebagaimana yang pernah terjadi di tahun 1988, bahwa tak hanya waktu dan upaya saja yang dibutuhkan untuk mengembalikan stabilitas keuangan namun juga bagaimana kepercayaan publik yang turut terkikis bisa kembali. Belajar dari pengalaman yang pernah kita alami, Bank Indonesia selaku otoritas keuangan dan moneter Indonesia selalu menyiapkan langkah antisipasi melalui berbagai kebijakan yang bisa mendukung dan menciptakan stabilitas sistem keuangan di negara kita.

Sekalipun kita sudah berhasil melewati fase kritis paska krisis moneter 1998, bukan berarti sistem keuangan kita sudah aman. Kondisi perekonomian global tidak bisa diprediksi dengan pasti. Karena itu, kita harus selalu waspada dan ikut berperan serta, setidaknya dalam memahami berbagai kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia dalam upaya mereka menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.

Dalam Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) no. 32 Maret 2019, Bank Indonesia mengatakan ada tiga kerentanan utama yang berpotensi timbul sebagai dampak dari ketidakpastian perekonomian global yang terus meningkat, yakni:

  1. Perlambatan pertumbuhan retail funding yang masih menjadi sumber dana utama bank.
  2. Kondisi saving investment gap yang negatif di tengah pasar keuangan yang belum dalam.
  3. Peningkatan kebutuhan pembiayaan eksternal korporasi yang berpotensi meningkatkan dampak dari volatilitas nilai tukar dan suku bunga global.

Terhadap kerentanan tersebut, Bank Indonesia meresponnya dengan mengeluarkan kebijakan makropdrudensial akomodatif. Kebijakan ini dinilai menunjukkan hasil positif, yang tercermin dari intermediasi yang meningkat dan indikator ketahanan sistem keuangan yang berada pada level aman. Selama 2018, intermediasi perbankan berhasil tumbuh 11,75% atau tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pencapaian tersebut menopang pembiayaan domestik di tengah penurunan pembiayaan dari pasar modal.

Meskipun begitu, bukan berarti kita sudah bisa bernafas lega. Bank Indonesia menilai tantangan perekonomian global dan domestik yang terjadi sepanjang tahun 2018 diperkirakan masih akan berlanjut dan mewarnai kinerja dan ketahan sistem keuangan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan cenderung melambat, dengan ketidakpastian yang tetap tinggi. Kondisi tersebut tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, adanya sinyal The Fed untuk menahan laju peningkatan Fed Fund Rate, serta permasalahan geopolitik seperti no-deal Brexit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun