Pernah nggak ketika kamu belanja di minimarket dan membayar di kasir mengalami situasi seperti ini?
"Yang 100 rupiah boleh didonasikan?"
Sering kan?
Sebenarnya sih nggak masalah bagi kita mendonasikan uang kembalian, apalagi dengan nominal yang bagi kita tidak seberapa. Tapi, ketika itu dilakukan karena "keterpaksaan", nilai keikhlasan dari donasi itu menjadi hilang.
Benar kan?
Kita "terpaksa" donasi karena si kasir tidak punya uang kembalian 100 rupiah. Seandainya si kasir itu mengembalikan uang kembalian kita secara penuh, apakah kita secara sadar, sukarela dan ikhlas akan mendonasikan uang kembalian tersebut? Mungkin cuma satu diantara satu juta orang yang akan melakukannya.
Mungkin pula kamu pernah mengalami situasi seperti ini:
"Yang 500 rupiah permen aja ya?"
Seringnya, kita tanpa sadar dan dengan rasa enggan mengiyakan begitu saja permintaan si kasir. Padahal nilai permennya tidak sebanding dengan uang kembalian yang menjadi hak kita. Masak 1 buah permen dihargai 500 rupiah?
Karena itu, untuk menghindari situasi "keterpaksaan" seperti itu, belakangan ini saya sering menggunakan kartu debit jika berbelanja di minimarket. Praktisnya, hampir setiap saya berbelanja, kecuali di pasar dan warung tetangga, saya lebih suka membayar dengan kartu debit, terutama Debit BCA.