Parodi Jokowi adalah ironi rekonsiliasi yang digagas tokoh-tokoh bangsa. Dengan mempertontonkan parodi tersebut di depan rakyatnya sendiri, Jokowi seolah tidak serius dalam ajakan rekonsiliasinya. Dan bukan hanya Jokowi sendiri, para pejabat pemerintah, orang-orang di lingkungan Istana sendiri juga hanya pandai bermain kata, tapi tidak pernah membuktikannya melalui perbuatan yang nyata.
Bagaimana bisa merangkul mereka yang sudah berseberangan jika sikap pemimpinnya seperti ini? Bagaimana bisa menciptakan suasana yang kondusif jika pemimpin yang diharapkan bisa memberi contoh dan teladan malah menikmati aksi pelecehan berbungkus bahan lawakan? Jika pemimpin tertingginya saja menikmati aksi ejekan yang dilakukan pendukungnya terhadap sang rival, kemana lagi rakyat biasa mencari cermin yang bisa dipakai untuk berkaca?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H