instagram istrinya @erintaulany diretas orang. Laporan Andre dan istrinya ke polisi tersebut untuk menanggapi tuduhan dan laporan beberapa pihak terkait postingan di Instastory akun @erintaulany yang dituduh menghina capres Prabowo Subianto dengan mengatakan "Sakit Jiwa".
Artis Andre Taulany bersama istrinya, Reinwartia Trygina mendatangi Polda Metro Jaya untuk melapor bahwa akun"Kedatangan Andre Taulany untuk koordinasi mau laporan karena akun (Erin) sebelum tanggal 19 April dihack orang," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Pada 19 April, akun @erintaulany mengunggah foto Prabowo di Instastory dan memberi keterangan "Sakit Jiwa". Postingan tersebut sudah dihapus tak lama setelah dikomentari netizen hingga menjadi viral di media sosial.Â
Namun beberapa netizen masih sempat meng-capture postingan tersebut. Buntutnya, Erin pun dilaporkan beberapa pihak dengan tuduhan pencemaran nama baik.
"Diretas orang", bisa menjadi alasan paling manjur dan paling mentok bagi pegiat media sosial apabila ada netizen lain yang memergoki sebuah postingan yang tidak pantas.Â
Tapi, jika menuruti prosedur seorang penyidik, sebuah pengakuan tentu harus dibuktikan terlebih dahulu benar atau tidaknya. Sebuah akun media sosial, dalam hal ini Instagram, diretas orang atau tidak sebenarnya bisa dibuktikan dengan cara sederhana.
Bagaimana cara membuktikannya?
Memahami Motif dari aksi peretasan akun media sosial
Mari kita berpikir logis. Terlebih dahulu, kita harus memahami motif tindakan peretasan akun media sosial. Seorang hacker meretas akun media sosial orang lain tujuan utamanya untuk mempermalukan pengguna tersebut di hadapan publik, terutama follower-nya. Hampir semua aksi peretasan media sosial ditandai dengan sebuah postingan yang tidak wajar.
Postingan ini bersifat anomali dari perilaku normal yang biasanya dilakukan pengguna (behaviour anomaly). Misalnya, dari yang biasanya berkata sopan dan santun, tiba-tiba memposting kata-kata kasar dan jorok.Â
Biasanya kronologi Instagramnya berisi nasihat-nasihat, tiba-tiba memposting ujaran kebencian. Biasanya mendukung seorang calon presiden tertentu, tiba-tiba berbalik 180 derajat.
Nah, seorang hacker apabila sudah mengambil alih akun media sosial orang lain, dia akan beberapa kali mengunggah postingan yang tidak wajar seperti itu.Â