Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Semua Akan (P)indah Pada Waktunya

11 April 2019   22:45 Diperbarui: 11 April 2019   22:52 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tangkapan layar channel YouTube tvOneNews (dokumentasi Himam Miladi)

"Netral aja atau berada di tengah-tengah, sudah cukup sebuah kemenangan (untuk Jokowi-Ma'ruf) karena di pemilih muslim sendiri (Jokowi-Ma'ruf) sudah unggul sebenarnya," kata peneliti senior LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI Denny JA, Selasa, 5 Maret 2019.

"Kalau ustaz (Abdul Somad) berada di tengah, dalam artian menyerukan silakan kepada pengajian jemaah. Pilih sesuai dengan keyakinan tanpa mengarahkan dukungannya ke arah mana, ini akan untungkan Jokowi-Ma'ruf," tambah Ardian.

Karena itu, merapatnya UAS secara terang-terangan ke kubu Prabowo membuat peta elektabilitas kedua paslon bisa berubah. Seandainya ada survei yang dilakukan saat ini juga (pasca pertemuan Prabowo dan UAS), saya yakin elektabilitas Prabowo-Sandi melejit, melampaui pasangan capres/cawapres nomor 01. Minimal imbang.

Mengapa UAS mendatangi Prabowo di detik-detik akhir?

Seperti yang disampaikan UAS sendiri dalam dialog tersebut, dia ingin meyakinkan diri. UAS ingin yakin bahwa Prabowo, yang dipilih berdasarkan ijtima' ulama memang merupakan pilihan yang tepat. UAS khawatir dia tertipu, karena seperti yang dikatakannya pula, mata manusia sering tertipu.

Karena itu, UAS berijtihad. Caranya, dia mendatangi ulama-ulama yang tidak terkenal, yang tidak viral seperti dirinya. UAS bermaksud meminta nasihat, apakah ijtima' ulama itu sudah benar.

Dan hasil ijtihadnya tersebut menguatkan keyakinan UAS. Bahkan, tanpa menyampaikan maksud kedatangannya pun, UAS diberi "bocoran" dari ulama yang didatanginya tersebut.

Mengapa pula UAS mendatangi Prabowo? Toh tanpa harus bertemu langsung, UAS bisa menyampaikannya pada jamaahnya sendiri.

Karena ini menyangkut masalah keyakinan. Dalam dialog tersebut, UAS merasa sudah menjadi kewajibannya untuk memberi tahu, setidaknya pada jamaahnya, dan juga pada Prabowo sendiri, apa hasil dari ijtihadnya tersebut. Dengan penyampaiannya tersebut, UAS kini merasa lega. Karena tidak ada lagi beban batin. UAS merasa sudah dibebani dengan pertanyaan-pertanyaan dari jamaahnya, siapa calon pemimpin yang akan didukungnya pada kontestasi pilpres 2019 ini.

Meskipun pertemuan Prabowo dan UAS membawa aroma kemenangan bagi pihaknya, bukan berarti buah kemenangan sudah berada di tangan Prabowo-Sandi. Seperti yang dikatakan Prabowo, kemenangan sudah dekat, tapi jangan sampai besar kepala. Yakinlah, semua akan (P)indah pada waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun