Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menjawab Tudingan SBY tentang Kampanye Akbar yang Tidak Inklusif

8 April 2019   06:57 Diperbarui: 8 April 2019   07:06 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ikut mengusung calon presiden/wakil presiden Prabowo-Sandi mempertanyakan ketidaklaziman konsep Kampanye Akbar pasangan capres/cawapres nomor 02 di GBK Minggu (7/4). Dalam surat yang beredar luas di media, SBY menganggap konsep kampanye tersebut tidak inklusif.

Anggapan inklusif dari SBY tersebut bisa ditebak arahnya kemana, yakni adanya kegiatan sholat tahajud dan sholat subuh bersama di area GBK yang dimulai sejak Minggu dinihari. Tak hanya itu, selama menunggu kedatangan Prabowo dan Sandi, para pendukung pasangan capres/cawapres ini juga melantunkan sholawat.

Saya sepakat dengan SBY bahwa kampanye ini tidak lazim, terutama dari sisi waktu kampanye. Memang aneh, dan tidak pernah dijumpai sepanjang sejarah pesta demokrasi kampanye akbar dimulai sejak pagi buta. Namun, ketidaklaziman jadwal kampanye tersebut terjadi karena pemberian izin alokasi waktu kampanye yang juga tidak lazim.

Umumnya, kampanye terbuka biasanya digelar mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00 atau lebih panjang, asalkan tidak melebihi pukul 15.00. Panitia kampanye akbar Prabowo-Sandi juga sejak awal merencanakan kegiatan kampanye pada jam tersebut. Namun, kehendak lain berbicara. Panitia kampanye hanya diberi alokasi waktu kampanye sampai pukul 10.00!

Nah, bisa dihitung sendiri berapa waktu yang tersedia bagi panitia dan peserta kampanye. Jika kampanye harus bubar pukul 10.00, maka kampanye sudah harus dimulai sejak pukul 06.00. 

Jika kampanye dimulai pukul 06.00, tentu saja pendukung yang hendak hadir harus sudah berangkat sejak pagi-pagi buta, sejak dinihari. Dengan demikian, wajar bila banyak peserta kampanye yang sudah hadir di area GBK sejak pukul 03.00.

Antara waktu kedatangan peserta kampanye yang sebelum subuh hingga waktu kampanye resmi dibuka, apa yang harus dilakukan pada peserta yang sudah mulai memenuhi GBK tersebut? Akan sangat aneh dan sangat tidak lazim jika di pagi-pagi buta panitia kampanye lantas menghibur peserta yang sudah datang dengan hiburan musik.  

Atau cukup dibiarkan begitu saja? Ini jauh lebih tidak sopan. Bagaimana bisa tuan rumah memperlakukan tamunya dengan membiarkan mereka berjam-jam lamanya?

Lantas, apakah aneh bila kemudian panitia mengajak peserta untuk sholat tahajud bersama, dilanjutkan sholat shubuh bersama? Toh faktanya memang peserta yang hadir mayoritas adalah umat Islam. Itu tidak dapat dipungkiri.

Karena itu, jika SBY menganggap kampanye akbar tidak lazim, ini tak lain adalah buah dari pemberian ijin dan alokasi waktu yang tidak lazim pula. Seandainya waktu kampanye dilakukan seperti biasa, mulai pukul 08.00 hingga selesai, sudah tentu tidak ada kegiatan sholat tahajud dan sholat subuh bersama dalam run down acara panitia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun