Usai memastikan diri lolos ke babak final Piala AFF 2010, Ketua Umum PSSI saat itu Nurdin Halid membawa punggawa timnas bersilaturahim dengan keluarga Bakrie. Dalam acara ramah tamah tersebut, Nurdin Halid menyerahkan bonus berupa uang tunai sebesar 2,5 milyar rupiah.
Menurut Nurdin, bonus tersebut berasal dari dana pribadi keluarga Bakrie. Nurdin mengatakan, selama ini keluarga Bakrie banyak membantu kelangsungan organisasi PSSI. Selain kucuran dana, ada sosok Nirwan Dermawan Bakrie yang menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI.
Satu tahun kemudian, Nurdin Halid mengeluarkan pernyataan kontroversial. Meskipun gagal meraih gelar juara (yang konon karena ada skandal suap dan pengaturan skor), Nurdin menyebut prestasi timnas dan PSSI selama ini adalah berkat jasanya dan Golkar!
"Partai Golkar adalah partai karya, sehingga setiap kader Golkar harus memberi kontribusi terbaik bagi tanah air di manapun mereka berada, termasuk saya sebagai kader Golkar berbuat untuk PSSI," ujar Nurdin dilansir Tempo Interaktif.
"Banyak cercaan yang dialamatkan kepada saya terkait kepemimpinan di PSSI. Namun mereka mengelu-elukan timnas saat berlaga di lapangan. Padahal keberhasilan timnas tersebut tak lepas dari kepemimpinan saya di PSSI."
Pernyataan Nurdin ini bertolak belakang dengan imbauannya sebelum Piala AFF 2010 lalu digulirkan. Saat itu, Nurdin meminta agar sepakbola tidak dipolitisasi, karena merupakan milik seluruh bangsa Indonesia.
Pernyataan tersebut akhirnya menambah kemuakan stakeholder sepakbola nasional, khususnya para suporter. Sudah gagal juara, masih saja diklaim itu sebagai prestasi berkat jasa pribadi dan partai politik. Setelah diwarnai kemelut panjang dan drama unjuk rasa dari suporter, Nurdin Halid akhirnya berhasil dilengserkan dari jabatan Ketua Umum PSSI.
Hari ini (26/02/2019), timnas U-22 Indonesia berhasil menjadi juara Piala AFF U-22. Anak asuh pelatih Indra Sjafri tersebut berhasil merengkuh gelar terhormat setelah menghempaskan tim favorit Thailand dengan skor 2-1.
Masyarakat Indonesia, khususnya pecinta sepakbola pun diliputi euforia kemenangan. Gelar ini seolah menjadi setetes embun sejuk yang menghapus dahaga gelar sekian tahun lamanya.
Gelar ini juga menjadi obat penglipur lara di tengah skandal pengaturan skor dan suap yang melibatkan para pejabat PSSI. Tak kurang Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Satgas Antimafia Bola.
Berhubung gelar ini datang di penghujung tahun politik, di tengah kontestasi persaingan dua kandidat calon presiden yang semakin mendekati garis finish, mau tak mau ada kekhawatiran tersendiri gelar juara ini akan dipolitisasi.