Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Benarkah Bonus Pelatih Paralympic Berkurang Setengah Miliar?

28 Desember 2018   14:07 Diperbarui: 28 Desember 2018   22:40 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah screenshot, yang diklaim bersumber dari koran Jawa Pos menjadi viral di media sosial dan mengungkap fakta mengejutkan. Bonus uang yang menjadi hak dari pelatih atlet Para Games berkurang setengah milyar. Benarkah?

Screenshot itu memberitakan keluhan Puspita Mustika Adya, pelatih Para-cycling. Puspita merupakan satu di antara 12 pelatih dan asisten pelatih yang menerima bonus secara simbolis di Solo pekan lalu.

Sesuai data dari Kemenpora, seharusnya Puspita menerima bonus dalam bentuk tabungan di BRI sebesar Rp. 675 juta tanpa dipotong pajak. Bonus itu menjadi hak Puspita sesuai kapasitasnya sebagai pelatih yang berhasil mengantarkan anak didiknya meraih medali perunggu di Asian Para Games 2018, Agustus lalu.

Namun, menurut pemberitaan dari koran Jawa Pos, yang potongan screenshotnya viral, Puspita hanya menerima Rp. 137,5 juta saja. Ini berarti ada selisih Rp. 537,5 juta. Lebih dari separuhnya. Kemanakah larinya selisih bonus tersebut?

Setelah saya telusuri, belum ada media mainstream yang memberitakan hal ini. Hanya beberapa media partisan saja, dengan waktu penayangan hari ini (28/12/2018). Sementara di situs Jawa Pos sendiri juga tidak ada berita dengan judul "Bonus Berkurang Setengah Milyar" seperti yang ada di screenshot yang menjadi viral itu.

Mengenai berkurangnya bonus dari pelatih atlet Para, ada penjelasan resmi dari National Paralympic Comittee (NPC) yang mungkin bisa menjawab isu tersebut. Dikutip dari Tempo, para atlet diwajibkan untuk berkontribusi sebanyak 30% dari bonusnya untuk National Paralympic Comittee (NPC) Indonesia.

Presiden NPC Indonesia, Senny Marbun, mengatakan NPC sebagai organisasi yang menaungi atlet penyandang disabilita, sejak awal berdirinya selalu bergerak secara mandiri. Ia mengatakan NPC tidak memiliki anggaran untuk mendanai segala macam kegiatannya. Maka salah satu sumber dana mereka adalah dari bonus yang diterima para atlet penerima medali, ia menambahkan hal ini sudah tertuang dalam AD/ART organisasi mereka.

"Di AD/ART ada tertulis semacam itu, setiap atlet yang mendapat medali memberikan kontribusi. Bukan dipotong," ujar Senny menjawab pertanyaan salah seorang wartawan dengan nada meninggi, pada konferensi pers di GBK Arena, Jakarta, Jumat 12 Oktober 2018

Penjelasan tersebut memang hanya menyebut atlet, bukan pelatih. Sementara itu, dalam potongan screenshot berita, hanya ada penjelasan singkat dari NPC bahwa pelatih yang mendapat bonus dari pemerintah harus berbagi dengan pelatih lain yang tidak masuk SK. Mungkin maksud dari SK ini adalah SK Pemerintah tentang pemberian bonus prestasi.

Seandainya ada kontribusi untuk NPC sebanyak 30%, seharusnya bonus Puspita hanya terpotong Rp. 202.500.000. Dengan begitu bonus bersih yang ia terima harusnya Rp. 472.500.000 karena seperti janji Menpora, bonus yang diberikan bebas pajak.

Meski belum ada keterangan resmi dari NPC, Kemenpora maupun sumber berita valid yang bisa mengkonfirmasi keaslian kabar yang beredar dan viral ini, pemerintah-dalam hal ini Kemenpora- harus segera memberi tanggapan resmi. Jangan sampai kesuksesan Asian Para Games, baik dalam penyelenggaraan maupun perolehan medali menjadi ternoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun