Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persija Juara dan "Sajete" Jak Mania yang Disalahartikan

10 Desember 2018   07:51 Diperbarui: 10 Desember 2018   08:00 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Jakarta, khususnya para pecinta sepakbolanya tengah dilanda euforia. Klub sepakbola kebanggaan tim Ibukota, Persija baru saja merengkuh gelar juara Liga 1. Dahaga setelah berpuasa selama 17 tahun pun terpuaskan.

Galeri foto-foto pemain dan suporter yang tengah merayakan pesta juara bersliweran di linimasa media sosial. Tak ketinggalan foto-foto ekspresi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menyaksikan langsung laga penentuan antara Persija melawan Mitra Kukar di Gelora Bung Karno tadi malam (09/12/2018) juga ikut menghiasi linimasa berita. Semuanya menunjukkan satu pose yang sama: Sajete.

Antara Anies Baswedan, Persija dan Sajete inilah yang kemudian menimbulkan salah tafsir oleh orang-orang diluar. Mereka yang tidak tahu arti dan makna Sajete, kemudian menghubungkannya dengan kontestasi politik saat ini.

Sajete, adalah akronim dari Salam Jempol Telunjuk. Salam khas dari Persija dan Jak Mania. Sebagaimana Salam Satu Jiwa (Sasaji) milik Aremania, Salam Satu Nyali Wani (Sinyal Wani) milik Bonek, Salam Satu Hati (Sasati) dari PSS Sleman yang juga dipakai oleh pendukung Persib dengan singkatan Sasaha, serta berbagai salam khas suporter lainnya.

Sebenarnya, tidak ada makna atau filosofi khusus dari Sajete. Salam Jempol Telunjuk ini muncul bersamaan dengan berdirinya komunitas suporter Persija atau The Jak pada 9 Desember 1997. Humas Persija saat itu, Edi Supatmo adalah orang yang pertama kali menggagas salam Sajete. Seperti namanya, Sajete dilakukan dengan mengacungkan jari jempol dan telunjuk, yang membentuk huruf J, huruf yang mengawali kata Jakarta dan Jak Mania.

Ketika Salam Jempol Telunjuk itu menggema untuk merayakan kesuksesan Persija Jakarta menjadi juara kompetisi Liga 1, banyak orang di luar komunitas sepakbola, terutama di luar komunitas suporter Persija yang salah mengartikan. Mereka mencoba menarik dan menghubungkan Sajete dengan pose salam khas dari pendukung pasangan calon presiden Prabowo-Sandi.

Sewaktu pasangan capres Prabowo-Sandi mendapat nomor undian 02, para pendukungnya membentuk salam sendiri. Alih-alih salam victory berupa acungan jari telunjuk dan jari tengah, mereka memilih untuk mengganti jari tengah dengan jari jempol. Dengan alasan, salam victory terlanjur identik dengan salam milik pendukung petahana yang pernah dipakai saat Pilpres 2014 lalu. Sebaliknya, pendukung petahana juga mengubah salam satu jari dari acungan telunjuk menjadi acungan jempol sebagai bentuk salam khas mereka.

Menghubungkan Sajete milik Jak Mania dengan salam jempol telunjuk yang digunakan pendukung Prabowo-Sandi memang terlalu berlebihan. Namun juga tidak bisa disalahkan begitu saja. Alasan utama adalah keberadaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Seperti yang kita ketahui, Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno adalah gubernur yang diusung dan diorbitkan Prabowo sewaktu bertarung di ajang Pilkada DKI Jakarta yang lalu.

Anies Baswedan pula yang sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta berusaha keras untuk merangkul Jak Mania. Langkah humanis yang belum pernah dilakukan dua gubernur (ditambah dua pejabat sementara) periode sebelumnya.

Kedekatan Jak Mania dengan Anies pun tampak nyata dan harmonis. Di era Jokowi, Jak Mania merasa hanya dijadikan alat politik. Banyak janji-janji yang ditebar Jokowi untuk Jakmania, tapi hingga Jokowi menjadi presiden, janji itu tak pernah terealisasi. Di era Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok, Persija dan Jak Mania malah seperti "dihinakan". Ahok bahkan pernah sesumbar akan membubarkan Persija sebagai buntut beberapa aksi kekerasan yang dilakukan suporter mereka saat itu. Dua pejabat sementara Gubernur, yakni Sumarsono dan Jarot juga tidak bisa berbuat banyak lantaran masa jabatan mereka yang begitu pendek.

Tak salah apabila kemudian Persija dan Jak Mania merasa berhutang budi pada Anies atas kesuksesan mereka saat ini. Janji membangun stadion khusus bagi Persija sudah ditepati. Bantuan Anies, yang mengerahkan 2000 petugas kebersihan dan meminta Jak Mania membantu membersihkan Gelora Bung Karno usai digunakan Misa akbar sehari sebelumnya juga mendapat apresiasi tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun