***
Dulu sunyi tak pernah sesunyi ini. Bahkan tuk sekedar menyapa kau yang barangkali ku sebut sebagai cinta sungguh ku pun tak kuasa.
Dibacanya lagi puisi tersebut. Pandangan Reyhan kemudian menyapu ruang kerjanya. Tak ada siapa-siapa kecuali dirinya sendiri. Meja Faisal, rekan kerjanya yang masuk shift pagi ini bersamanya juga masih kosong. Tak ada tanda-tanda orang lain sudah masuk ke ruangan ini. Kecuali....OB.
Bergegas, Reyhan meletakkan tas di mejanya. Dengan langkah tergesa, Reyhan menuju ruang pantry. Didapatinya Saiful, OB kantor tengah menjerang air dan menyiapkan gelas-gelas teh untuk karyawan.
"Pul, tadi ada orang yang masuk ke ruang IT gak?" tanya Rayhan.
Saiful memandang Rayhan dengan tatapan heran.
"Gak ada tuh Mas. Waktu saya membersihkan disana gak ada siapa-siapa. Ada apa Mas? Ada yang hilang?" Sebersit nada curiga terdengar oleh Rayhan. Buru-buru Rayhan menyahut.
"Nggak. Gak ada yang hilang. Kamu tahu....." Rayhan tidak melanjutkan pertanyaannya. Dua orang perempuan memasuki ruang pantry. Linda, supervisor Customer Service dan Bu Indri, Manager GA.
"Eh, Mas Rayhan sudah disini rupanya. Tumben pagi amat," sapa Linda.
"Repot deh lawan ibu-ibu ini. Kalau agak siang, entar diomelin sama bu Indri. Masuk pagi, malah dibilang tumben" kata Rayhan sambil tersenyum. Suasana hatinya mencair melihat wajah-wajah segar yang masuk di ruang sempit ini. Namun, matanya lebih lama menatap Indri.