Sinar matahari menyusup dari balik jendela pesawat. Sudah hampir 2 jam sejak pesawat Garuda dari Bali transit di Timika, dan sekarang bersiap mendarat di Bandara Sentani, Jayapura.Â
Dari balik jendela pesawat, kulihat hamparan air membiru, diselingi lingkaran-lingkaran hijau tak beraturan di tengahnya. Sempat kukira pesawat ini masih terbang di lautan bebas, ternyata bukan. Yang kulihat itu adalah Danau Sentani, danau terbesar di bumi Papua.
Jika bukan karena pekerjaan, rasanya mustahil aku bisa memijakkan kaki di pulau Papua. Mahalnya harga tiket pesawat sudah pasti menjadi penyebab utama, mengapa pulau Papua belum bisa menjadi tempat wisata favorit, yang banyak dijejali wisatawan lokal maupun mancanegara. Aku yakin, sebagian besar alasan orang-orang luar Papua yang berkunjung kesini adalah untuk pekerjaan. Mumpung ada tugas, kesempatan berlibur pun dimanfaatkan.
"Taksi pak?" tawar seseorang kepadaku.
"Ke Kota berapa?" tanyaku pada sopir taksi yang menawarkan mobilnya itu.
"300 ribu pak."
"Kok mahal ya, memangnya jauh pak dari bandara ke kota?" Dari informasi teman-teman yang pernah bertugas kesini tahun sebelumnya, aku sudah tahu jarak bandara Sentani ke kota Jayapura memang jauh dan tarifnya memang segitu. Selain itu, aku juga punya kebiasaan mencari tahu informasi apapun, terutama tentang tempat wisata dan tarif kendaran umum sebelum bepergian ke daerah baru.
Hal ini sangat berguna, biar kita tidak keliru, apalagi tertipu. Untuk informasi tempat wisata yang lengkap dan unik, aku rekomendasikan Travel Tips yang ada di Travel Blog Pegipegi. Disana banyak informasi ulasan wisata indonesia, mulai dari wisata alam hingga kekayaan kuliner nusantara.
"Memang jauh pak, kurang lebih 1 jam perjalanan. Semua taksi disini tarifnya juga sama pak," jawab si sopir tersebut. Ya sudah, mau bagaimana lagi. Â Aku pun mengikuti sopir tersebut menuju tempat kendaraannya diparkir.