Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lebih Sedikit Mainan, Ternyata Membuat Balita Lebih Kreatif

29 Agustus 2018   05:11 Diperbarui: 29 Agustus 2018   12:59 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay.com)

Siapapun mengakui bahwa balita senang bermain. Juga benar bahwa anak-anak membutuhkan mainan untuk bermain dan menjadi aktif. Tetapi sejauh menyangkut kreativitas mental mereka, orang tua harus mempertimbangkan minat dan sifat mereka serta jumlah mainan yang dibelikan untuk anak-anak mereka.

Sebuah hasil penelitian dari University of Toledo di Ohio menyatakan, "Berlimpahnya mainan justru menyajikan penurunan kualitas permainan balita." Memiliki lebih sedikit mainan dapat menuntun anak- anak untuk fokus dan terlibat dalam permainan yang lebih kreatif, dan imajinatif. 

Penelitian yang berjudul "Pengaruh jumlah mainan di lingkungan pada permainan anak-anak" yang diterbitkan dalam jurnal Infant Behavior and Development menunjukkan, jumlah mainan yang lebih sedikit, ternyata menghasilkan permainan yang lebih sehat, dan pada akhirnya menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih dalam.

Para peneliti mengamati 36 subjek balita dengan usia antara usia 18 dan 30 bulan dalam sesi bermain bebas. Beberapa balita diberi 4 mainan sementara yang lain diberi 16 mainan. Perbedaan yang signifikan terlihat pada kualitas permainan balita yang diamati. Balita dengan empat mainan memiliki lebih banyak variasi dan lebih lama bermain daripada balita dengan 16 mainan.

Alexia Metz, salah satu peneliti memperhatikan bahwa semua peserta bermain dengan mainan yang diberikan pada hari yang berbeda dan dalam urutan acak. Anak-anak dengan 16 mainan ketika diamati menunjukkan gangguan perkembangan kreativitas. 

Menurut Metz dan rekan-rekannya, "Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berlimpahnya mainan dapat menciptakan gangguan seperti itu. Dengan lebih sedikit mainan yang hadir (merujuk pada kelompok balita dengan empat mainan), para peserta terlibat permainan dalam waktu yang lebih lama. "

Di sisi lain, para peneliti yang mengamati balita dengan empat mainan menunjukkan balita tersebut satu setengah kali lebih banyak interaksi dengan mainan mereka.  "Anak-anak dengan empat mainan lebih mungkin bermain dengan cara yang lebih canggih dan maju terhadap mainan yang ada". Lebih banyak interaksi dengan mainan menghasilkan implikasi yang lebih positif untuk pengembangan.

Kesimpulan dari penelitian tersebut merekomendasikan, orang tua harus berinvestasi lebih banyak dalam aktivitas di luar bersama balita mereka daripada membelikan barang-barang material berupa mainan. 

Setidaknya jika balita sedang rewel dan orang tua tidak kuasa hendak membelikan mainan, berhentilah sejenak dan kemudian tanyakan pada diri sendiri, "Apakah anak ini benar-benar membutuhkan barang ini? Apakah itu akan memperkaya waktu bermainnya - atau hanya digunakan untuk satu atau dua minggu dan kemudian diabaikan?

Penelitian tersebut juga menguatkan pendapat beberapa ahli pada beberapa tahun sebelumnya yang giat mengadvokasi para orang tua supaya membatasi mainan anak-anak mereka. 

Psikolog Cornell University, Thomas Gilovich juga menambahkan, orang-orang yang membelanjakan uang untuk rekreasi bersama balita dengan maksud mencari pengalaman di luar memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi daripada mereka yang membelikan anak mereka mainan lebih banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun