Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Semangat Pantang Menyerah dari Ilma Yeni Megawati demi Medali Emas Pertama

26 Juli 2018   18:30 Diperbarui: 26 Juli 2018   18:36 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Profil Ilma Yeni Megawati (sumber infografis pada Instagram @Kemenpora)

Berhijab, cantik dan terkesan lemah lembut. Namun siapa sangka jika sosok perempuan muda ini punya keahlian beladiri yang mematikan. Ilma Yeni Megawati, itulah nama lengkapnya. Perempuan kelahiran Udanawu, Blitar ini adalah atlet seni beladiri Jiu-jitsu Indonesia.

Ilma, panggilan akrabnya, menekuni olahraga beladiri asal Jepang ini sejak duduk di kelas 1 MTsN Kandat, Ringinrejo Kediri. Beragam prestasi berhasil ditorehkan Ilma pada setiap kejuaraan yang dia ikuti. Medali pertamanya diraih pada kejuaraan antar pelajar se-Jawa Timur pada tahun 2009. Dua tahun berikutnya, Ilma mampu bersinar di tingkat nasional, yakni dengan menjuarai Kelas D Kumite Perorangan Putri Kejurnas Piala Wakil Presiden RI tahun 2011.

Jiu-jitsu (Jujitsu) memang bukan olahraga beladiri yang populer. Meskipun seni beladiri ini bisa dibilang merupakan cikal bakal dari seni beladiri lain seperti Judo dan Aikido. Negara yang mempopulerkan salah satu ilmu bela diri yang fokus pada pertarungan lantai tersebut adalah Brasil meski orang asal Jepang bernama Mitsuyo Maeda yang punya andil dalam penciptaan Jujitsu. Di Indonesia, Jujitsu dibawa oleh tentara Jepang pada masa Perang Asia Timur Raya.

Masuknya Jujitsu ke dalam event olahgara multicabang memang terbilang lambat. Meski federasi internasional Jujitsu sudah berdiri sejak tahun 1998, namun baru di tahun 2009 Jujitsu dipertandingkan dalam event olahraga resmi, yakni di Asian Indoor Games meski sebatas cabang olahraga eksibisi. 

Di tahun 2014 Jujitsu memperoleh pengakuan dengan dipertandingkan sebagai cabang medali pada Asian Beach Games. Tim Jujitsu Indonesia saat itu mampu menyumbangkan dua medali perunggu dari nomor Duo System (Keindahan Teknik) berpasangan melalui atlet Eko Hendrawan Sofyan dan Lia Nurlianty Sofyan.

Inilah titik balik dari beladiri Jujitsu, khususnya di Indonesia. Mengingat prestasi dan potensinya sebagai salah satu cabang olahraga yang bisa mendulang prestasi, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memasukkan PB Jujitsu Indonesia (PB-JI) sebagai anggota tetap. Tak hanya itu, melalui serangkaian perjuangan diplomasi, Jujitsu  juga menjadi salah satu dari 10 cabang olahraga baru yang akan dipertandingkan pada Asian Games 2018 nanti.

Meski ini untuk pertama kalinya dipertandingkan resmi di event olahraga akbar sekelas Asian Games, Jujitsu mendapat beban yang lumayan berat. 2 medali emas diharapkan bisa diraih para Jujitsan Indonesia, terutama pada nomor Ne-waza yang khusus dipertandingkan untuk pertama kalinya.  

Untuk bisa memenuhi target tersebut, PB-Jujitsu Indonesia menggelar training camp sekaligus mengikuti kompetisi internasional Abu Dhabi World Profesional Jiu-Jitsu Championship pada bulan April 2018 kemarin. Setelah itu, para Jujitsan akan berangkat ke Jepang untuk mengikuti pelatihan disana dan kembali ke tanah air menjelang Asian Games bulan Agustus nanti. Dan Ilma Yeni Megawati, termasuk salah satu dari 6 atlet yang berangkat ke Abu Dhabi.

Ilma Yeni Megawati bersama Jujitsan Indonesia dan Chief de Mission Asian Games 2018 Komjen Syafruddin sebelum berangkat ke Abu Dhabi (sumber: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Ilma Yeni Megawati bersama Jujitsan Indonesia dan Chief de Mission Asian Games 2018 Komjen Syafruddin sebelum berangkat ke Abu Dhabi (sumber: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Bukan tanpa alasan jika PB-Jujistsu Indonesia memilih dara manis ini. Di ajang Indonesia Jiu-Jitsu Championship Road to Asian Games pada bulan Maret yang lalu, Ilma menjadi juara 1 kelas Ne-waza Putri - 62 kg. Prestasi tersebut melengkapi 2 gelar juara yang diraihnya sepanjang awal tahun 2018, yakni pada Kejurda DKI Jakarta dan Kejurda Jawa Barat. Keduanya juga di kelas Ne-waza, yang menjadi spesialisasinya.

Ju-Jitsu Ne-Waza (teknik lantai) adalah salah satu dasar utama Jujitsu (dan Judo). Dalam kelas Ne-Waza, pertarungan dimulai dengan kedua atlet berdiri, namun tidak diperbolehkan meninju dan menendang, sehingga sebagian besar waktu dihabiskan dengan bergulat di lantai. Setelah dimulai, wasit hanya menginterupsi di saat-saat kritis. Pemenang ditentukan dari lawan yang menyerah karena kuncian di sendi atau cekikan. 

Selama 5 menit, para atlet dapat mengumpulkan nilai dari bantingan, menjatuhkan, posisi dominan, dan jurus yang menambah keunggulan dalam pertandingan. Karena sangat mengandalkan taktik dan strategi, JuJitsu Ne-Waza terkadang disebut sebagai permainan caturnya seni bela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun