Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tiga Faktor di Balik "Set Piece" Tim Inggris yang Mematikan

26 Juni 2018   00:36 Diperbarui: 26 Juni 2018   21:21 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Inggris merayakan gol saat melawan Panama (skysports.com)

Tim Inggris dipastikan lolos ke babak 16 besar, sekaligus menduduki puncak klasemen sementara grup G usai mengalahkan Panama dengan skor telak 6-1. Penyerang sekaligus kapten tim Inggris, Harry Kane mencetak hattrick, dengan dua diantaranya melalui penalti. Dengan tambahan tiga golnya tersebut, Kane untuk sementara menjadi yang terdepan dalam perburuan gelar top skor, mengungguli Cristiano Ronaldo dan Romelo Lukaku yang keduanya sudah mencetak empat gol.

Banyak yang tercengang dengan apa yang sudah ditampilkan tim Inggris dalam dua pertandingan pertama mereka. Membawa banyak pemain muda serta tidak terlalu populer di negaranya sendiri, Gareth Southgate diragukan bisa membawa anak asuhnya melangkah lebih jauh di ajang Piala Dunia kali ini. Tapi dalam dua pertandingan pertamanya, Gareth Southgate bisa menepis keraguan tersebut. 

Penampilan Inggris yang cemerlang juga membawa ekspektasi tinggi bagi pendukung tim Tiga Singa, untuk bisa melihat tim Inggris berjaya, atau bahkan membawa pulang trofi Piala Dunia yang sudah pergi sejak terakhir kali mereka pegang di tahun 1966.

Ada yang menarik dari gol-gol yang dicetak tim Inggris pada Piala Dunia kali ini. Menurut catatan Opta, enam dari delapan gol mereka sejauh ini datang dari situasi bola mati. Anak asuh Gareth Southgate telah mencetak empat gol langsung dari tendangan sudut dan tendangan bebas dalam pertandingan Grup G mereka melawan Tunisia dan Panama. Itu di luar dua gol lagi dari tendangan penalti  - yang keduanya diberikan karena pelanggaran terhadap Harry Kane. Jumlah gol dari situasi bola mati yang sudah dicetak Inggris dua kali lebih banyak dari yang sudah dicetak tim peserta lainnya, dengan Rusia dan Portugal hanya mampu mencetak masing-masing tiga gol saja.

Statistik ini menunjukkan adanya peningkatan selama keikutsertaan Inggris di Piala Dunia. Pada Piala Dunia 2010, Inggris hanya mampu mendapatkan 10 kali situasi bola mati, dengan 3 gol saja yang tercipta. Pada Piala Dunia 2014 malah lebih buruk, cuma 8 kali set piece dan gagal mencetak gol.

Apa yang ada di balik kebangkitan tim Inggris dengan set piece mereka yang kini mematikan?

Peran Kieran Trippier

Faktor pertama adalah sosok Kieran Trippier. Pemain Tottenham Hotspur ini benar-benar menjadi sosok kunci dibalik kreasi set piece tim Inggris yang menakutkan.  Dalam catatan Opta, Trippier mampu menciptakan 7 peluang gol, hanya kalah dari Kevin De Bryune dari Belgia yang berhasil menciptakan 8 peluang gol. 

Trippier sebenarnya bukan pilihan utama bagi tim Inggris, yang posisinya biasanya ditempati oleh Kyle Walker. Namun, Southgate seolah berjudi dengannya dan menggeser Walker pada posisi tiga bek sejajar.

Dengan memberi tugas Trippier untuk melakukan sepak pojok, perjudian Southgate berhasil. Ini berbeda kala Roy Hodgson menugaskan Harry Kane untuk melakukan tendangan penjuru. Crossing dari Trippier sejauh ini sudah menghasilkan dua gol.

Strategi dari NFL dan NBA

Faktor yang kedua adalah strategi Southgate yang mengadopsi taktik set piece dari tim-tim NFL dan NBA di Amerika Serikat. Strategi ini dibawa oleh Allan Russel, salah satu saf pelatih spesialis striker. Southgate memang suka dengan pelatih-pelatih spesialis. Dan Russel sendiri menyebut dirinya sebagai pelatih spesialis striker nomor 1 di dunia-setidaknya itu yang disebutkannya di website pribadinya. Pelatih asal Skotlandia ini merupakan mantan striker, dan gaya permainan serta pelatihannya banyak dipengaruhi oleh olahraga Amerika.

Dalam permainan football ala NFL atau basket NBA, penempatan posisi pemain saat terjadi situasi bola mati merupakan hal yang umum dilakukan tim-tim football Amerika. Taktik ini bisa dilihat saat terjadinya gol keempat dalam pertandingan Inggris melawan Panama-yang mana kita ketahui bersama jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda. Ketika itu Trippier memberikan tendangan bebas berupa umpan pendek ke Jordan Henderson, yang kemudian menendang bola ke arah tiang jauh, di mana Harry Kane menyundulnya kembali ke gawang. Raheem Sterling berupaya untuk mencetak gol, dan meskipun gagal, disana sudah menunggu Jones yang berhasil mencetak rebound.

Keunggulan Fisik Pemain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun