Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Awas! Jangan Sampai Kita Mencuri Salat Tarawih

17 Mei 2018   11:13 Diperbarui: 17 Mei 2018   11:29 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sholat Tarawih merupakan salah satu amalan sunnah yang utama di bulan Ramadan. Ia juga merupakan salah satu ibadah khas yang hanya ada dan dilakukan selama bulan Ramadan saja. Sholat Tarawih memang bisa dilakukan sendirian, namun sebagian besar ulama dan madzhab fiqih menyatakan bahwa sholat Tarawih itu lebih afdhol dilakukan secara berjamaah. Sayangnya, meskipun mempunyai banyak keutamaan pahala, sebagian dari kita umat Islam terkesan meremehkan sholat Tarawih ini.

Benar kan? Coba diingat-ingat lagi, berapa kali kita luput mengerjakan sholat Tarawih secara berjamaah. Terlebih saat kita mengadakan acara buka bersama. Sholat maghrib-nya aja sering mundur jauh. Jangan ditanya perihal sholat Isya yang waktunya masih panjang. Apalagi sholat Tarawih, yang menurut pembenaran kita hukumnya "cuma sunnah", tidak dikerjakan juga tidak mengapa.

Kesan meremehkan sholat Tarawih tak hanya kita lakukan dengan meninggalkan amalan sunnah yang utama ini. Sekalipun kita sudah mengerjakannya, secara berjamaah pula, tapi tanpa disadari anggapan remeh terhadap sholat Tarawih masih banyak yang melakukannya, yakni dengan cara mencuri dalam sholatnya.

Memangnya bisa mencuri saat sholat Tarawih berjamaah yang ramai? Bisa kok. Beberapa waktu yang lalu, kita mungkin masih ingat ada sebuah berita tentang sholat Tarawih berjamaah yang dilakukan secepat kilat. Durasi waktu untuk melakukan sholat Tarawih dan Witir yang berjumlah 23 rakaat cuma sekitar 15 menit, bahkan ada yang bilang cuma 8 menit saja.

Rata-rata, untuk menyelesaikan 1 rakaat sholat dengan gerakan dan bacaan yang normal butuh waktu minimal 1 menit. Jika sholat Tarawihnya 23 rakaat, paling tidak butuh waktu 23 menit, diluar jeda antara 2 rakaat. Jika ada yang bisa melakukannya dalam waktu 15 menit, bahkan 8 menit, sulit untuk membayangkan, apa yang dibaca dan bagaimana gerakan sholat Tarawih kilat tersebut. Inilah yang dinamakan mencuri dalam sholat Tarawih. Anehnya, mereka yang melakukannya terkesan bangga, dan ketika ditanya hal itu sudah menjadi tradisi di masjid daerah tersebut.

Sebenarnya, istilah mencuri dalam sholat tidak hanya berlaku saat sholat Tarawih saja, namun juga untuk sholat lainnya, terutama sholat wajib lima waktu. Istilah ini merujuk pada sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, "Sejelek-jelek orang yang mencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab, "Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya." Atau beliau bersabda, "Ia tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujud." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, ath-Thabrani dan al-Hakim)

Mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan haknya saja sudah perbuatan yang buruk dan tidak terpuji. Tapi kata Nabi ternyata masih ada level terburuk dari seorang pencuri, yakni orang yang mencuri dalam sholatnya. Pencuri yang biasa hanya mengambil hak milik orang lain. Sementara orang yang mencuri dalam shalatnya sejatinya ia mencuri miliknya sendiri; mencuri ruh dan makna shalatnya. 

Demikian juga karena ia mencuri yang sejatinya tidak boleh dicuri, yaitu ruh, nilai, makna, ajaran Rasul dalam shalat, yaitu khusyuk, thuma'ninah dengan menjaga kesempurnaan rukuk dan sujud.

Lebih dari itu, sikap terburu-buru saat mengerjakan sholat juga bisa menyebabkan sholat kita tidak sah, tidak ada nilai pahalanya selain rasa capek belaka. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Tidak sah (tidak sempurna) shalat seseorang, sehingga ia thuma'ninah ketika rukuk dan sujud." (HR. Abu Daud). Thuma'ninah bisa diartikan sempurna gerakan rukuk dan sujudnya, serta tenang dan berdiam diri dengan batasan waktu yang diperlukan ketika membaca doa tasbih.

Nah, bisakah kita membayangkan, bagaimana doa tasbih itu dibaca jika rukuk hanya membungkuk sedikit dan sujudnya hanya dengan menempelkan dahi sebentar? Atau jangan-jangan saat rukuk dan sujud tidak membaca doa apapun?

Padahal, sholat itu ibaratnya kita menghadap kepada Allah. Dan semua bacaan dalam sholat adalah doa yang kita panjatkan ke hadiratNya. Jika bertemu dengan orang yang kita sayangi saja kita tidak ingin waktu cepat berlalu, lalu mengapa saat kita menghadap Allah malah ingin cepat-cepat selesai, dan tidak sempat mengajukan permintaan apapun kepada-Nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun