Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Empat Alasan Kopi Luwak Tak Semestinya Dihargai Mahal

12 Februari 2018   14:59 Diperbarui: 12 Februari 2018   18:41 3044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati secangkir kopi luwak (dok.pribadi)
Menikmati secangkir kopi luwak (dok.pribadi)
Karena itulah Rhodes menyimpulkan, Kopi Luwak dihargai mahal karena faktor ceritanya, bukan karena kualitas rasanya. Sebuah cerita dari jaman kolonialisme Belanda ketika para petani kopi dilarang untuk menikmati kopi mereka sendiri, kemudian para petani ini mengumpulkan biji kopi yang sudah dimakan hewan luwak liar dan menjadikannya minuman kopi di rumah. Cerita ini menarik perhatian beberapa pihak, yang berpikir mungkin bisa menjualnya dan orang akan menghargai mahal karena keunikan prosesnya.  

Tidak Ada Cara Membuktikan Keotentikan Kopi Luwak

Karena popularitasnya yang semakin meningkat, akhirnya banyak orang yang ingin mengambil untung dari penjualan Kopi Luwak, tentunya dengan berbagai cara. Selain dengan penangkaran hewan Luwak yang tidak berperikebinatangan, juga banyak yang memberi label kopi biasa sebagai kopi Luwak. 

Karena memang produktivitas kopi Luwak asli (dari Luwak liar) masih rendah, sementara kenyataan di pasaran kopi Luwak banyak dijual. Kita tidak bisa mengharapkan hewan Luwak liar terus menerus makan kopi untuk kemudian kita ambil kotorannya bukan? Jadi, buat apa membayar mahal untuk sesuatu yang tidak bisa kita pastikan keotentikannya?

Jika ingin mencari kopi yang benar-benar unik dan lezat dengan sebuah cerita yang menakjubkan, mengapa tidak mencoba Kopi Spesial Liar Kolombia. Kopi ini tumbuh di hutan hujan Kolombia yang liar dan dipanen oleh orang Kogi Asli, yang telah berada di sana selama berabad-abad. 

Atau kopi dari pedalaman hutan Wamena, Papua, serta beberapa kopi asli Indonesia yang tidak kalah unik rasanya. Setiap daerah punyai keunikan citarasa tersendiri pada setiap kopi yang dihasilkan. Sekali lagi perlu dipertanyakan, untuk apa membayar mahal pada sebuah kopi dari kotoran hewan?

referensi: 

1. The Guardian

2.Speciality Coffee Association

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun