Demam liburan masih melanda masyarakat. Konsep pariwisata murah meriah atau low cost tourism kian digemari di tengah lesunya perekonomian nasional. Seiring dengan fenomena tersebut, makin banyak pula tempat-tempat wisata baru dengan biaya yang sangat terjangkau. Salah satu objek yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata murah meriah adalah embung desa.
Embung, mengacu pada definisi resminya adalah cekungan yang digunakan untuk menampung dan mengatur suplai air hujan pada sebuah kawasan, biasanya ada di desa. Air yang ditampung tadi digunakan sebagai persediaan suatu desa saat musim kering tiba, baik untuk pengairan sawah ladang maupun untuk konsumsi air minum warga desa.
Ekowisata Embung Boon Pring Andeman
Sekian lama embung hanya dianggap sebagai penampung air hujan saja, kini keberadaan embung desa mulai dilirik sebagai potensi pariwisata yang menjanjikan. Tak terkecuali dengan embung di desa Sanankerto, kecamatan Turen Kabupaten Malang. Embung ini lebih dikenal dengan nama Boon Pring, atau Hutan Bambu Andeman, karena letaknya berada ditengah hutan bambu.Â
Lokasinya tak jauh dari tempat wisata religi Masjid Tiban Turen, atau Masjid Seribu Pintu. Dari jalan raya Turen-Wajak, sampai di perempatan jalan Masjid Tiban belok ke kanan masuk ke desa Sanankerto. Lurus ke arah timur, dan nanti akan banyak dijumpai papan penunjuk jalan ke lokasi Boon Pring.
Embung BoonPring Andeman ini cukup unik, karena menyerupai Danau Toba. Dimana ada sebuah "pulau" kecil ditengah embung yang cukup luas. Ada sebuah jembatan bambu yang menghubungkan daratan dengan pulau kecil ditengah embung ini. Dan di pulau yang dinamakan pulau Sekarsari itu ada sebuah panggung yang menjorok ke tengah embung, dengan lingkaran hati diatasnya. Seperti biasa, konsep seperti inilah yang disenangi anak-anak muda kekinian untuk spot fotografi.
Embung Nglanggeran Gunung Kidul Yang Cantik
Jika di Malang ada embung BoonPring Andeman, di Yogyakarta ada embung Nglanggeran. Terletak di daerah Patuk, kabupaten Gunung Kidul, embung Nglanggeran menjadi tempat favorit masyarakat akan tempat wisata yang murah meriah. Embung Nglanggeran sudah lama dijadikan objek wisata semenjak diresmikan oleh Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X pada bulan Februari 2013.
Daya tarik utama embung Nglanggeran ada pada warna air embungnya yang berwarna hijau. Di sekeliling embung, dibangun pagar pembatas dan jalan setapak dari beton. Ada pula beberapa gazebo sebagai tempat peristirahatan pengunjung. Biaya masuknya murah meriah, 7 ribu rupiah sudah termasuk asuransi dan parkir kendaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H