Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bersiaplah, Industri Halal Akan "Booming" Lima Tahun ke Depan

29 November 2017   00:16 Diperbarui: 29 November 2017   09:08 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda pengusaha, atau pemula wirausaha yang ingin mencari bisnis yang akan booming tahun-tahun kedepan, industri HALAL adalah jawabannya. Prospek cerah dari Industri Halal, terutama sektor makanan dan minuman terungkap dalam laporan "State of the Global Islamic Economy" yang diterbitkan oleh Thomson Reuters dan Dubai Islamic Economy Development Center (DIEDC).

Sektor ini diperkirakan akan tumbuh dari $ 1,24 triliun pada tahun 2016 sampai $ 1,93 triliun pada tahun 2022. "Makanan halal merupakan sektor ekonomi Islam terbesar dan paling beragam. Para pendatang baru sudah masuk ke pasar, dan produk yang ditawarkan tidak hanya terfokus pada daging saja, namun sudah merambah pada produk-produk seperti   permen, makanan siap saji, makanan ringan dan makanan anak-anak, "demikian isi laporan tersebut.

Melonjaknya para pendatang baru yang bermain di industri makanan halal dipicu oleh jumlah pembelanjaan konsumen Muslim untuk sektor makanan dan minuman yang tumbuh hampir dua kali lipat dari pertumbuhan global . Yang mana hal ini berpotensi  menciptakan peluang investasi yang signifikan dan penciptaan merek makanan halal global.

Sektor makanan dan minuman (F & B) masih menjadi pasar industri halal yang paling dominan, diikuti oleh industri pakaian jadi sebesar $ 254 miliar, media dan hiburan sebesar $ 198 miliar, akomodasi dengan nilai $ 169 miliar, dan obat-obatan dan kosmetik senilai $ 83 miliar dan $ 57,4 miliar, kata laporan tersebut.

Meski masih didominasi oleh sektor makanan dan minuman, sektor akomodasi dan pakaian halal juga diprediksi akan meledak seiring dengan semakin meningkatnya permintaan dari konsumen Muslim. Jaringan hotel-hotel internasional kini menyediakan paket akomodasi halal yang ramah keluarga. Sistem home sharing, seperti yang dilakukan oleh agen akomodasi online Airbnb mampu menciptakan pasar akomodasi halal bagi turis Muslim yang terus meningkat permintaan pasarnya. Belanja turis Muslim untuk akomodasi adalah $ 169 miliar pada tahun 2016, dan diperkirakan akan tumbuh menjadi $ 283 miliar pada tahun 2022.

Di sektor pakaian, prospek yang cerah dari konsumen Muslim juga ditangkap oleh pabrik-pabrik pakaian dan desainer terkemuka seperti Nike dan label asal Denmark Hummel. Secara khusus, Nike mengeluarkan pakaian atletik khusus muslim. Sementara desainer-desainer lain selalu mengeluarkan rancangan busana muslim selama bulan Ramadhan. Belanja konsumen Muslim untuk pakaian adalah $ 254 miliar pada tahun 2016, dan diperkirakan mencapai $ 373 miliar pada tahun 2022.

Peluang investasi pada industri halal juga mendapat perhatian tersendiri dari pemerintah Indonesia. Kementrian Perindustrian Indonesia kini tengah merancang sebuah kawasan industri halal. Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan regulasinya bersama Kamar Dagang dam Industri (Kadin) Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Zonasi halal tersebut bisa dari industri mamin olahan, karena ini cukup mendesak. Negara-negara lain sudah lebih dahulu mulai," kata Imam.

Indonesia memang sedikit tertinggal perihal industri halal, khususnya sektor makanan dan minuman. Dua negara tetangga, Thailand dan Malaysia malah sudah terlebih dahulu fokus pada industri makanan dan minuman halal. Bahkan pemerintah Thailand mentargetkan status negara mereka sebagai Halal Kitchen of The World pada tahun 2031 nanti.

Mengapa Industri Halal semakin berkembang dan permintaannya juga tidak hanya dari kalangan konsumen muslim saja? Hal ini tak lepas dari tumbuhnya kesadaran konsumen global, bahwa produk halal bukan hanya identik untuk konsumen muslim saja, tapi itu juga berarti produk tersebut sudah melalui treatment yang lebih baik. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, packaging, dan logistik, hingga penyajiannya. Dengan sendirinya, label halal untuk sebuah produk barang atau jasa kini sudah menjadi budaya global.

Sumber: Arabnews

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun