Hasil buruk yang ditelan timnas U-19 di ajang kualifikasi Piala Asia U-19 membuahkan evaluasi bagi jajaran pelatih, khususnya posisi Indra Sjafrie. Dua kali menelan kekalahan telak, Ketua Umum PSSI Letjend Edy Rachmayadi mengaku kecewa berat. Apa yang sudah dipertunjukkan anak asuh Indra Sjafrie sama sekali tidak menampakkan kualitas tim bakal tuan rumah putaran final nanti. Untuk itu, Edy mengatakan akan melakukan evaluasi total, khususnya pada pengambil keputusan di timnas U-19.
Edy mengaku paling tak bisa menerima kekalahan Indonesia dari timnas Malaysia yang berjulukan Harimau Malaya. Soal kekalahan dari tim asuhan pelatih Bojan Hodak tersebut, Edy meyakini bukan kualitas pemain yang menjadi sumber kekalahan. Melainkan kegagapan pengambil keputusan dalam memainkan strategi dan menurunkan para pemainnya.
"Jadi bukan pemainnya yang akan dievaluasi. Tapi decision makernya (pembuat keputusannya) yang akan dievaluasi," kata Edy menegaskan. Decision maker yang dimaksud Edy tentu saja merujuk pada pelatih timnas U-19 Indra Sjafrie.
Dalam tulisan sebelumnya, penulis mengusulkan pada PSSI untuk menimbang kembali posisi Indra Sjafrie di kursi kepelatihan Timnas U-19. Indra Sjafrie dinilai belum matang untuk melatih, meski pernah menghadirkan gelar Piala AFF U-19 tahun 2013. Strategi Indra Sjafrie yang mudah terbaca dan cenderung hanya itu-itu saja, miskin kreativitas strategi dinilai kurang cocok untuk anak-anak muda yang masih membutuhkan banyak wawasan strategi baru. Indra Sjafrie dipandang lebih pantas sebagai Head of Scout Talent, Kepala Pemandu Bakat untuk menyisir bakat-bakat pesepakbola dari seluruh penjuru tanah air.
Menyusul sinyal pergantian pelatih timnas U-19, siapakah kandidat terkuat untuk mengganti posisi Indra Sjafrie? Penulis melihat setidaknya ada tiga nama yang pantas melatih timnas U-19, khususnya dalam persiapan dan menghadapi putaran final AFC U-19 nanti.
Kandidat terkuat ada pada  Fachri Husaini. Legenda timnas ini bukanlah sosok yang baru bagi anak-anak di timnas usia dini. Masa kepengurusan La Nyalla Matalitti, Fachri Husaini dipercaya melatih dua timnas sekaligus, yakni timnas U-16 dan timnas U-19. Sebelum akhirnya kedua timnas tersebut dibubarkan menyusul pembekuan PSSI oleh Menpora. Di kepengurusan baru PSSI, Fachri Husaini akhirnya tetap dipercaya memegang timnas U-16. Kepercayaan tersebut dibayar tuntas dengan keberhasilan Fachri mengantarkan anak asuhnya menembus putaran final Piala Asia U-16 di Malaysia 2018 nanti. Sayangnya, jadwal yang berdekatan antara Piala Asia U-16 di Malaysia dan Piala Asia U-19 dimana Indonesia jadi tuan rumah akan membuat dilema tersendiri bagi PSSI maupun Fachri jika dipercaya memegang kedua timnas tersebut.Â
Abdul Manaf pun mempertanyakan mengapa Indra Sjafri tidak datang langsung ke Papua saat proses seleksi pemain berjalan. Pihak Timnas U-19 hanya mengirimkan perwakilan saja.
"Waktu seleksi di Jayapura, bukan Indra yang datang. Tapi, perwakilan saja. Dia bukan turun sendiri. Ini kelemahan PSSI. Kami sangat kecewa," ujarnya.
Penampilan yang menawan dari permainan Persipura U-19 juga membuat pelatih timnas senior Luis Milla heran, mengapa Indra Sjafrie tidak melirik satupun pemain dari tim Mutiara Hitam ini.
Kandidat ketiga adalah mantan pelatih Persib Bandung Jajang Nurjaman yang kini melatih PSMS Medan di babak 16 besar Liga 2. Nama Jajang Nurjaman muncul sebagai kandidat pelatih timnas U-19 dirumorkan lebih karena kepelatihannya di PSMS Medan, tim yang notabene memiliki kedekatan tersendiri dengan Ketua Umum PSSI.
Selain ketiga kandidat diatas, sebenarnya masih banyak pelatih-pelatih muda berbakat lainnya. Sekiranya PSSI tidak hanya terpatok pada nama-nama tenar belaka. Siapapun itu, jika nanti benar akan menggantikan Indra Sjafrie, semoga bisa membawa timnas U-19 berprestasi, atau setidaknya mampu memenuhi target masuk empat besar untuk bisa lolos ke putaran Piala Dunia U-20 kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H