Di era milenial ini, siapa yang gak kenal Google?
Mesin pencari ini layaknya dewa di jagad internet. Apapun yang ingin kamu cari, kamu tanyakan, jawabnya "Carilah di Google". Namun, meski sudah jadi dewa, toh Google tetap memerlukan Salesman, seorang penjual. Google tetap butuh profesi yang sering dipandang sebelah mata ini.
Salesman Google tak hanya menjual iklan ke perusahaan-perusahaan besar saja. Sekelas Usaha Kecil Menengah pun disasar oleh Google. Malu? Gak tuh. Justru Google bisa menjadi besar karena dia memperhatikan yang kecil.
Prinsip ini setidaknya bisa kamu temukan di film The Internship (2013). Lewat film ini pula kamu bisa melihat cara Google merekrut karyawan mereka. Film bergenre komedi ini dibintangi oleh Vince Vaughn (Billy) dan Owen Wilson (Nicky).Â
The Internship bercerita tentang dua orang salesman pengangguran, Billy dan Nick yang mencoba ikut wawancara untuk program magang yang diadakan oleh Google. Sebenarnya wawancara ini diperuntukkan bagi mahasiswa. Tapi Billy merasa dia punya kesempatan, dan bermimpi untuk bisa bekerja di Google. Tak ada salahnya mencoba meski dia sudah tergolong berumur.
Karena perusahaan berteknologi tinggi, tentu saja wawancara ala Google ini dilakukan melalui teknologi jarak jauh pula. Â Untuk mengesankan sebagai mahasiswa, Billy dan Nicky meminjam komputer dan internet perpustakaan sebuah universitas.
Sebagaimana sebuah perusahaan teknologi, pertanyaan wawancara yang diajukan Google seputar teknologi. Hukum-hukum fisika, probabilitas matematika, dan pelbagai pertanyaan ilmu pasti kekinian lainnya. Billy dan Nicky, yang usianya sudah berumur untuk memahami teknologi baru tentu saja tidak paham jawaban pertanyaan dari Google.Â
Tapi, kreativitas mereka membuat pertanyaan-pertanyaan empiris dari Google diberi jawaban-jawaban yang out of the box, sesuai dengan pengalaman keduanya sebagai salesman. Berkat jawaban yang kreatif tersebut, Billy dan Nicky akhirnya diterima sebagai peserta program magang, dan keduanya adalah yang berumur paling tua.
Di Google, Billy dan Nick harus bersaing dengan ratusan anak-anak muda berbakat, pintar, yang lebih melek internet dan tentu saja mahir bahasa pemrograman. Anak-anak muda yang baru lulus universitas terkemuka di Amerika Serikat sana, bersaing untuk merebut jatah menjadi pegawai tetap Google.
Awalnya, kelompok Billy dan Nicky begitu diremehkan, tentu saja karena keberadaan Billy dan Nicky yang dianggap sebagai kartu mati. Namun, perlahan Billy dan Nicky mampu memotivasi anggota kelompoknya untuk serius dan terus bersaing, hingga akhirnya mampu menduduki urutan kedua klasemen sementara peserta magang Google.
Jika di awal-awal kompetisi para peserta magang Google ini adalah seputar aplikasi dan layanan internet, di tahap akhir Google menghadirkan kompetisi Menjual. Para peserta magang diharuskan bisa menjual produk-produk dari Google, terutama layanan iklan. Disinilah akhirnya pengalaman Billy dan Nicky menjadi berharga. Kelompok peserta magang Google umumnya mencoba menjual program dan layanan iklan ke perusahaan besar. Tapi beda dengan Billy dan Nicky, mereka lebih memilih menawarkan ke usaha-usaha kecil semacam kedai kopi atau warung pizza. Berbagai jurus handling objection dikeluarkan Billy dan Nicky untuk menawari usaha-usaha kecil tersebut memasang iklan atau memakai layanan Google. Dan ending film ini pun bisa ditebak, kelompok Billy dan Nicky-lah yang akhirnya memenangkan kompetisi magang dan berhasil diterima sebagai pegawai tetap Google.