Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ciuman Beraroma Kopi Itu..

17 Agustus 2016   11:09 Diperbarui: 17 Agustus 2016   11:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jeng, saya heran lho. Tadi saya melihat mas Koko di supermarket depan pasar menggandeng seorang wanita. Mesra lagi”.

“Masak sih bu, apa Bu Bambang nggak salah lihat?” tanya Rena dengan hati berdebar cemburu.

“Saya ini meski sudah tua, mata masih awas lho. Tapi sudahlah, saya nggak berniat membuat jeng Rena cemburu. Ya mungkin saja saya salah lihat. Permisi dulu ya jeng”, pamit Bu Bambang.

Rena ingin sekali menyangkal perkataan tetangganya itu. Tapi reputasi Bu Bambang yang terkenal jujur dan tidak suka bergosip membuatnya sedikit banyak mempercayai perkataan tetangganya itu.

“Aku harus membuktikannya”, tekad Rena dalam hati.

Keesokan harinya seperti biasa Koko berangkat kerja. Sebagai sopir taksi, ia sudah terbiasa bekerja keras untuk menghidupi rumah tangganya. Dan ia cukup bersyukur mendapatkan istri seperti Rena yang tidak banyak menuntut.

Sepeninggal suaminya, Rena tengah bersiap-siap. Diambilnya kerudung yang cukup besar untuk menutupi wajahnya. Melihat penampilannya di kaca, ia merasa geli sendiri. Rena merasa sudah seperti detektif wanita berperut buncit.

Di pasar, Rena bersembunyi di pojok toko yang persis menghadap ke supermarket itu. Ia berharap dapat membuka kedok Koko hari ini.

Ternyata, apa yang ditunggunya tidak datang juga. Karena matahari siang itu cukup terik, keringat Rena mengucur deras. Tiba-tiba ia merasa perutnya mual dan kepalanya pening. Sangat pening, dan bruk....semuanya menjadi gelap.

“Dimana saya.....” ucap Rena begitu tersadar. Rupanya Rena pingsan cukup lama. Untung di pasar tadi ada Bu Bambang yang menolongnya dan membawanya pulang.

Bu Bambang yang sedari tadi menungguinya akhirnya pamit pulang usai melihat Koko bergegas masuk rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun