Sebagian umat muslim di Indonesia memang aneh. Ada orang ingin menyemarakkan Idul Fitri, Hari Kemenangan dengan kumandang takbir keliling malah dilarang, hingga ancaman akan dipolisikan. Bukankah Allah SWT sudah berfirman, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (hari terakhir Ramadan 30 hari) dan kamu mengagungkan Allah (bertakbir raya) atas petunjuk-Nya yang dianugerahkan kepada kamu agar kamu menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 185).
Nabi Muhammad pun menyuruh sekalian umatnya untuk bergembira menyambut datangnya Idul Fitri. Disunnahkan pada kita, baik laki-laki dewasa maupun perempuan, hingga anak-anak untuk serentak mengumandangkan takbir, mengagungkan kebesaran Allah SWT. Mengumandangkan tahmid, bersyukur atas segala limpahan rizki. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621). Sebagian ulama menerangkan bahwa takbiran disini tak hanya dilakukan di masjid saja, tapi boleh dimana saja.
Memang, tradisi takbiran keliling hanya ada di Indonesia. Itu adalah ekspresi kegembiraan sebagian umat dalam rangka menyambut Idul Fitri. Jikalau kemudian ada sebagian orang yang menghubungkannya dengan keselamatan diri, hendaklah jangan langsung dilarang. Alangkah baiknya jika kita bisa menasehatkan pada mereka untuk lebih berhati-hati, taat pada aturan lalu lintas. Itu akan lebih baik daripada melarang, apalagi mengkriminalkan mereka.
Dan alangkah anehnya mereka, ketika melarang takbiran dengan alasan banyak mudharat dan demi keselamatan, tapi mereka malah merayakan dengan besar-besaran dan suka cita pada malam Tahun Baru. Sebuah tradisi yang bahkan agama Islam pun melarangnya. Lebih banyak mana manfaatnya, merayakan Idul Fitri dengan Takbiran Keliling, untuk lebih menyemarakkan Idul Fitri, atau berhura-hura di malam tahun baru? Lebih banyak mana mudharatnya, berkeliling mengumandangkan takbir, atau berpesta pora menyambut tahun baru?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI