Kesan setengah hati nampak sekali dalam permintaan maaf Wimar tersebut. Apakah mentang-mentang Muhammadiyah, ormas besar Islam di Indonesia yang menuntutnya, lantas Wimar hanya meminta maaf pada Muhammadiyah dan menafikan ormas/parpol/tokoh yang lain.
Mendukung calon idola sah-sah saja, tapi tidak lantas membuat nurani kita menjadi mati.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!