Indonesia adalah satu dari banyaknya negara kepulauan yang memiliki beragam adat, bangsa, bahasa, suku, bangsa, agama serta warisan budaya yang semakin hari semakin berkembang. Karena keberagamannya inilah yang menjadikan Indonesia berlandaskan prinsip pancasila dengan motto sakti yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang merujuk pada perbedaan yang ada namun tetap bersatu, dimana semboyan ini menjadi tolak ukur kebersamaan dan toleransi dari segenap elemen yang ada sehingga Indonesia dapat melahirkan bangsa yang utuh dan berdaulat.
Sebagai warga negara, pastinya kita semua ingin menjadi warga negara yang patuh dan mengenal dengan jelas seluk beluk negara yang kita cintai. Pengetahuan warga negara atau masyarakat terhadap negaranya menjadi faktor penentu terwujudnya warga negara yang cinta akan tanah air. Rasa cinta serta prinsip nasionalisme tersebut akan muncul jika warganya memiliki pengetahuan atau wawasan tentang berbangsa dan bernegara. Indonesia merupakan negara yang menganut prinsip pancasila, dimana dari prinsip tersebut lahirlah suatu konsep yang dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara. Konsep ini pada dasarnya dibuat sebagai landasan dan juga cara pandang bangsa dan negara Indonesia terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat luas dalam aspek geografis wilayah indonesia yang beragam sehingga menjadi suatu kekayaan bangsa dan negara.
Jika ditelaah lebih jauh, wawasan nusantara mempunyai fungsi yang strategis untuk menggapai tujuan negara dalam rangka melaksanakan kesatuan dan persatuan bangsa, yang mana sesuai dengan kedudukan wawasan nusantara atau archipelago insight sebagai tumpuan visioner negara. Oleh karena itu, penguatan wawasan nusantara perlu dilakukan bagi seluruh warga negara khususnya oleh mahasiswa yang merupakan aset penting bagi negara. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memperkuat wawasan nusantara adalah kemampuan diri menyikapi secara bijak dampak positif dan negatif globalisasi, yang mana harus dimulai dengan pengetahuan tentang hakikat globalisasi itu sendiri.
Era globalisasi merupakan salah satu fase dimana seluruh aspek kehidupan sudah terintegrasi oleh perkembangan digital dan serba instan. Karena perkembangan globalisasi yang semakin pesat menyebabkan pemuda-pemudi bangsa banyak yang ikut terbawa oleh arus globalisasi. Dalam perkembangannya, arus globalisasi ini membentuk dua sisi cermin yang berlawanan yaitu mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positif dari perkembangan globalisasi, mudahnya mengakses berbagai macam bentuk informasi denga cepat dan efisien, namun jika arus globalisasi ini disalahgunakan maka akan membawa sisi negatif dimana sekarang sudah banyak sekali warga negara yang menggunakan gadget untuk mengakses hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan melakukan hal-hal yang tidak bermoral dan jauh dari etika, seperti bullying, cyber crime, dan lain-lain.
Maka dari itu, pengetahuan tentang wawasan nusantara sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas diri terutama dalam kehidupan era global seperti sekarang ini, dimana kompleksitas kehidupan semakin meluas dalam berbagai aspek kehidupan serta karakter pribadi yang semakin hari harus semakin diasah. Karakter pribadi pada hakikatnya adalah karakter yang berhubungan secara pribadi, atau dengan kata lain karakter ini lahir dari dalam diri sebagai tanggung jawab pribadi, misalnya bertanggung jawab, jujur, disiplin diri, dan lain-lain. Sedangkan karakter publik adalah karakter yang berlaku terkait atau terkait dengan orang lain, seperti kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, menunjukkan sikap positif terhadap sesuatu, toleransi, dan lain sebagainya. Kedua karakter inilah yang harus kita yakini dan diaplikasikan bersama dalam kehidupan sehingga kelak akan timbul budaya inklusi, dimana masyarakat dapat menampung beragam bentuk perbedaan dan juga dapat mengkoordinirnya ke dalam beragam tatanan infrastruktur yang ada di dalam masyarakat.
Pengetahuan, keterampilan, dan karakter individu yang kuat sangatlah krusial di dapatkan sebagai benteng yang membantu mematangkan diri untuk menghadapi setiap rintangan serta tantangan di era globalisasi serta dalam menemui beragam dinamika kehidupan di era modern. Dimana, peran mahasiswa lah yang harus banyak mengambil andil dalam rangka menunjukkan keterlibatan aktif sebagai seorang warga negara yang didasari oleh prinsip nasionalisme untuk kehidupan sehari-hari yang dapat diimplementasikan terhadap masyarakat, maupun seperti diintegrasikan ke aspek tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih luas.
Posisi wawasan nusantara di nilai strategis dalam pencapaian negara dengan posisinya sebagai landasan berwawasan negara. Berdasarkan kedudukannya, wawasan nusantara berperan penting sebagai pegangan hidup, motivasi, penyemangat, serta petunjuk dalam memutuskan segala tindakan dan kebijaksanaan bagi penyelenggara negar berbangsa dan bernegara, yang mana hal tersebut bertujuan untuk menggapai rasa nasionalisme yang luhur dalam berbagai elemen kehidupan masyarakat yang mendahului kepentingan nasional ketimbang kepentingan indiviu, kelompok, ataupun daerah. Sejatinya, wawasan nusantara juga menjadi penentu pengambilan keputusan di berbagai lapis kehidupan, seperti ideologi, sosial budaya, politik dan lain-lain baik bagi pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. sehingga dengan memahami konsep wawasan nusantara ini, maka hal tersebut secara langsung dapat memberikan penghargaan moral bagi bangsa yang kita cintai ini.
Dalam praktiknya, konsep wawasan nusantara akan memegang peranan penting dalam mewujudkan dan menghayati ideologi Pancasila dalam setiap jiwa. Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa multikultural yang mempunyai banyak sekali budaya dan ragam adat istiadat. Dalam memahami keberagaman, kita sebagai warga negara harus memiliki pengetahuan tentang keberagaman yang ada, sehingga mampu memposisikan diri sebagai bagian dari kehidupan yang beragam dengan segala hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Ketika seluruh warga negara mampu memahami hak dan kewajiban sebagai bagian dari kehidupan yang beraneka ragam maka potensi konflik yang bernuansa suku, ras, dan antar suku (SARA) dapat dihindari. Dengan demikian, wawasan nusantara harus dimiliki oleh tiap-tiap warga negara untuk melindungi kesatuan dan persatuan bangsa.
Pastinya dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, dibutuhkan peran mahasiswa sebagai agent of change, dimana mahasiswa wajib berpartisipasi dalam mewujudkan perubahan-perubahan menuju sebuah pembaruan yang positif. Dalam konteks menumbuhkan budaya inklusi dan cinta tanah air dalam wawasan nusantara, mahasiswa memiliki posisi aktif sebagai pemberi moral forces, yaitu mahasiswa sebagai sumber pembentuk moral bagi bangsa. Selain hal terseebut, mahasiwa juga mempunyai peranan menjadi social control, yang mana para mahasiswa diharapkan bisa menumbuhkan sikap kritis atas penegakan hukum dan lingkungan yang ada. Mahasiswa juga bisa memajukan aspek adab & etiket dan integritas dalam beraksi pada tiap-tiap dimensi kehidupan kepemudaan. Lalu yang terakhir, adalah mahasiswa sebagai iron stock yaitu mahasiswa diharapkan untuk dapat mempunyai sikap kepedulian serta kepemimpinan yang tinggi dalam berkehidupan di masyarakat, dari hal tersebut mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat dapat diintegrasikan dengan dunia digital yang semakin hari semakin canggih sehingga informasi yang disebarkan dapat terjangkau luas dan bisa didapatkan oleh masyarakat luas secara menyeluruh yang ada di indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H