"Siklus Berubah.."
Semua orang bisa berandai-andai tentang masa depan. Sederet mimpi turut pula menghampiri. Ingin jadi ini dan itu. Berharap punya kehidupan yang stabil hingga masa pensiun datang, lalu membayangkan anak-anak yang sudah pada berhasil memperoleh gelar magister di bangku pendididikan, karena educational fee-nya sudah anda cover sejak jauh-jauh hari. Namun, kenyataan kadang tak sesuai harapan. Ada saja problema tak terduga yang seketika menghadang, perlahan-lahan bisa menghimpit seolah berada dalam lorong sempit.
Kira-kira, bagaimana bila itu adalah sebuah analogi yang menggambarkan kondisi finansial anda?
Beruntung bila saat ini kita punya penghasilan tetap dari karier yang saat ini rutin kita jalani, atau usaha yang sedang kita rintis. Ibarat kata, perjalanan masih lancar dan aman terkendali, tidak terjebak macet. Selama masih ada uang, berarti bebas membeli apa saja, sesuai budget yang dimiliki saat itu.
Namun, ingatkah kita bahwa kondisi siklus perekonomian kadang berubah tanpa bisa diprediksi? Jika ekonomi bertumbuh stabil seiring meluasnya lapangan kerja, maka aman. Tapi, kenyataannya tak semulus itu. Ekonomi selalu mengalami pasang-surut fluktuatif. Jika melemah, perusahaan tempat anda bekerja bisa saja kena imbas berupa penurunan angka pemasaran, sehingga terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan dengan jalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pikiran mulai diliputi rasa khawatir ketika dibawa berlayar ke masa beberapa puluh tahun ke depan. Semua terasa abstrak, seolah kita belum punya pegangan untuk melangkah pasti. Apa penyebabnya? Karena masa produktif lebih banyak diisi dengan menghambur-hamburkan pengeluaran untuk hal-hal impulsif yang tidak penting, atau mungkin saja dana yang sudah kita alokasikan untuk masa depan ternyata salah tempat. Contohnya: tertipu investasi bodong, saham gagal karena pergerakan ekonomi yang tak menentu, dan lain-lain.
Oleh sebab itu.. sebaiknya kita hindari perencanaan yang kurang strategi.. Tentunya kita tidak mau bila menderita kebangkrutan atau dililit utang di masa depan. Akibatnya bisa fatal.. Tidak bisa menikmati masa tua dengan tenang.. Dan.. lebih buruknya lagi, kita tidak bisa mewariskan apapun kepada anak cucu kita..
Aduh-aduh.. Jangan sampai yaa..
Praxis.. A Games? or A Real Life?
Anda masih ingat permainan monopoli yang sering kita dolanin saat masih kanak-kanak dulu? Sadar ataupun tidak, ternyata sejak kecil pun kita sudah dibiasakan menghadapi situasi-situasi sulit, probabilitas, dan ketidakpastian. Dalam monopoli, kita bahkan sudah berlatih mengelola keuangan dengan cara menabung dan berinvestasi. Tak ketinggalan, sewaktu-waktu bisa dapat bonus bila beruntung. Atau sebaliknya..bila gagal, akan menderita kerugian besar, bangkrut bahkan bisa saja dililit hutang.
Apa saja sih yang ada di Praxis? Serupa tapi tak sama dengan monopoli, games ini juga berkaitan dengan pengelolaan aset. Bedanya, Praxis ini lebih kekinian karena properti permainan yang digunakan lebih modern dan kondisinya disetting sedemikian rupa agar mirip dengan situasi yang kerap kita alami sehari-hari, termasuk dinamika siklus perekonomian yang fluktuatif dan unpredictable.