SOKSI berkomitmen mendorong regenerasi untuk percepatan Indonesia Maju melalui pelibatan sejumlah 60% Depinas SOKSI berasal dari kalangan muda milenial, pemuda dan perempuan.Â
Beberapa selebriti pun masuk dalam Kepengurusan SOKSI, diantaranya Tantowi Yahya sebelumnya menjadi Pengurus, kini bertugas sebagai Duta Besar R.I untuk New Zealand, guru olah vokal Bertha, Gusti Randa dan Farhat Abbas. Adapun dari kalangan NU seperti KH.Eman Suryaman, kalangan Profesional Asuransi Jimmy Litamahuputy dan Presiden Komisaris Omni Hospital, Hari Dhoho Tampubolon. Sementara Tokoh Muda SOKSI, Riyad yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Sekjen Depinas SOKSI dan juga sebagai Sekjen Pusdal SOKSI, pada pengurusan yang baru ini menjadi Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan pembaharuan ini, diharapkan SOKSI akan semakin gesit dan lincah kiprahnya dalam pembangunan bangsa. Kepengurusan inti Depinas SOKSI ini pun semakin berwarna dengan masuknya 20 Anggota DPR RI, tokoh-tokoh nasional, mantan anggota DPR-RI/DPRD, kalangan profesional serta aktivis.
Soksi Tegaskan Konsistensinya sebagai Benteng Pancasila
Ahmadi Noor Supit menegaskan bahwa di bawah komandonya, SOKSI akan tetap konsisten dalam menjaga tegak dan utuhnya Pancasila berdasarkan sejarah pendirian Ormas SOKSI sejak 20 Mei 1960.
"Posisi SOKSI sebagai benteng Pancasila, akan terus menangkal komunisme dan paham, ajaran atau aliran lain yang bertentangan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia, Pancasila dan UUD 1945 adalah harga mati bagi NKRI," ucap Supit.
Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar (1992-2019) ini juga bertekad menjadikan SOKSI sebagai Ormas yang besar dan kuat, menonjolkan karya-karya nyata dalam pemikiran-pemikiran kritis solutif, dengan melakukan rebranding total dan konsolidasi secara menyeluruh dari pusat sampai ke daerah agar kiprah nyata SOKSI terus mewarnai perjalanan negara ini.
Selain itu, kata Supit, dalam penanganan pandemi Covid-19, SOKSI juga mendorong pemerintah agar lebih serius dan komprehensif mengantisipasi krisis ekonomi sebagai dampak terbesar, selain tentunya aspek kesehatan dan sosial budaya yang tidak bisa diabaikan.
"Agar pandemi ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan nasionalisme, menumbuhkan semangat dan tantangan baru dalam meningkatkan kreativitas, inovasi, dan soliditas anak bangsa dengan tetap menjaga jati diri dan nilai-nilai luhur Pancasila," tuturnya.
Supit pun bertekad membawa SOKSI, sebagai organisasi yang besar dan kuat dalam memunculkan gagasan dan pemikiran yang kritis juga solutif bagi perjalanan sejarah perpolitikan bangsa.