Bukannya mau mencampuri atau sok bijak ingin menasehati, tapi berdasarkan pengamatan dari beberapa orang-orang terdekat yang mengalami kasus yang sama, beberapa keluhan sering saya dengar dari mulut mereka.. Apa saja?
1. Backstreet indentik dengan kebohongan.
Mau nonton sama pacar, tapi begitu minta ijin ke ortu, bilangnya kerja kelompok di rumah temen. Minta duit buat traktir pacar makan malem, ngaku ke ortu duitnya buat dipake beli alat-alat tulis atau untuk keperluan skripsi. Semakin lama pacaran, bisa dihitung sudah berapa banyak dosa yang tercetak dari kebohongan yang kita buat?
2. Backstreet = nggak bebas.
Gimana mau bebas kalo mau makan di kafe, nonton di bioskop, atau jalan berdua ke mall aja harus cek lokasi dulu? Khawatir jangan sampe ada keluarga, tetangga, atau temen yang kenal sama kita dan mergokin kita lagi jalan bareng pacar? Ujung-ujungnya bisa diaduin ke mama-papa kita, dan jadi bahan interogasi.. Kalo udah gini, kira-kira kita udah siap dengan segala resikonya? Atau masih pengen melanjutkan semuanya dengan terus berpura-pura? Gimana mau bebas kalo pura-pura terus? Kapan jujurnya?
3. Backstreet bisa berujung pada ketidakpastian.
Pacaran, entah backstreet ataupun nggak, biasanya ada komitmen atau janji dari kedua belah pihak untuk sepakat membawa hubungan ke arah serius. Tapi, siapa yang bisa menjamin kepastian arah hubungan jika semuanya serba sembunyi-sembunyi? Satu hal yang harus dipahami dan diingat, bahwa hubungan yang serius adalah hubungan yang dilandasi kejujuran dan keterbukaan. Semakin jujur sebuah hubungan berjalan, maka semakin jelas kepastian arahnya, dan akan semakin nyaman kita menjalaninya.
4. Backstreet = Inbalance
Ini keluhan mama saya sebenernya. Saat tau anak-anaknya mulai ngerti pacar-pacaran, mama mulai khawatir jangan-jangan anaknya lebih peduli sama pacarnya ketimbang orang tuanya. Atau bisa juga anaknya lebih jujur dan blak-blakan ngomong ke pacar daripada ke mamanya sendiri. Ketakutan terbesarnya adalah kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan yang sedikit absurd apabila anaknya pacaran tanpa sepengetahuannya, khawatir jangan sampai prioritas waktu dan perhatian si anak lebih condong ke pacar.
5. Backstreet bisa berujung nekat.
Satu hal yang harus kita sadari, bila cinta sudah bicara dan menguasai hati, kadang seseorang menjadi sulit untuk mengontrol pikirannya sendiri. Biasanya, saking terlalu cintanya, beberapa pasangan nekat mengorbankan segala-galanya demi sosok yang dicintainya. Akibat tidak adanya pengawasan dari orang-orang terdekat yang seharusnya bisa mengawasi dan memperingatkan, bisa saja keduanya melakukan hal-hal di luar kontrol yang dapat merugikan kedua belah pihak. Could anybody understand?