Mohon tunggu...
Prima Rizky
Prima Rizky Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya suka makan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tahu, Cinta, Bangga Bahasa Pemersatu dalam Keberagaman sebagai Ciri Identitas di Mata Dunia

11 November 2024   06:25 Diperbarui: 11 November 2024   07:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia adalah Negara yang dikenal unik karena sejarah, warisan budaya, dan keberagamannya. Selain memiliki suku, etnis, agama, dan budaya yang beragam, Inonesia juga dikenal memiliki beragam bahasa dari berbagai daerah. Menurut hasil penelitian serta pemetaan bahasa oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama 28 tahun terakhir ini menunjukkan, bahasa daerah di Indonesia yang teridentifikasi dan divalidasi ada 718 bahasa. Perbedaan bahasa ini tentu membuat masyarakat Indonesia kesulitan dalam berkomunikasi dengan penutur bahasa daerah lainnya. Oleh karena itu, terciptalah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa yang kemudian menjadi cerminan identitas suatu bangsa.

Bagi Indonesia, bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Bahasa Indonesia, yang telah dipilih sebagai bahasa pemersatu pada momen bersejarah Sumpah Pemuda tahun 1928, memainkan peran vital dalam membentuk dan mempertahankan identitas bangsa Indonesia di tengah keberagaman. Saat ini, bahasa Indonesia juga berperan penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia.

Maka, sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah sepatutnya jika kita mengenal, mencintai, dan bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa dalam keberagaman, serta peran strategisnya sebagai identitas nasional di kancah internasional. Namun pada kenyataannya, bahasa Indonesia yang selama ini sudah mejalankan fungsinya sebagai alat pemersatu, dan dibina, serta dikembangkan dan dikodifikasikan berbagai elemennya (kosa kata, peristilahan, tata bahasa, kamus, dan ejaan) digantikan dengan bahasa lain.

Fenomena yang dapat melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia dapat kita lihat telah terjadi di masyarakat, seperti semakin banyaknya masyarakat terutama generasi muda yang lebih suka dan bangga menggunakan bahasa asing bahkan mencampurkannya dengan bahasa Indonesia (campur kode), atau menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari yang tidak menghilangkan penggunaan bahasa Indonesia, namun makna dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik, sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari menjadi kabur. Padahal sebagai masyarakar Indonesia, kita harusnya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun