Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantan Presiden Gambia yang Banyak Ulah

23 Januari 2017   16:26 Diperbarui: 23 Januari 2017   16:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Yahya Jammeh bertolak dari negara Gambia menggunakan pesawat pribadi. Source: AFP

Setelah kalah dalam pemilu tahun lalu dari Adama Barrouw di kursi presiden Gambia, Rupanya Yahya Jammeh masih tidak bisa menerima nasib kekalahanya tersebut. Yahya Jammeh sebagai pemimpin petahana sekaligus mantan presiden negara Gambia kembalih berulah. Sebelumnya Yahya sempat memberikan penentangan sengit dari kepemimpinan Adama sebagai presiden Gambia saat ini, kini dikabarkan Yahya telah membawa kabur uang dari kas negara Gambia. 

Uang kas yang diambil mantan presiden Gambia ini terbilang besar lebih dari US $11 juta setara dengan Rp. 147 miliar. Hilangnya duit kas negara ini dibenarkan adanya oleh penasihat presiden baru Gambia, Ahmad Fatty.

"Kas Negara benar-benar kosong. Hal ini telah dikonfirmasi para teknisi di Kementrian Keuangan dan Bank Sentral Gambia," kata Fatty kepada media di Dakar.

Jammeh diduga membawa bawa uang kas negaranya ini karena dirinya terakhir terlihat di bandara utama Gambia pada sabtu lalu. Alhasil, Gambia kini dalam krisis keuangan setelah uang sebesar US$ 11 juta dibawa kabur. Publik semakin mencurigai Yahya Jammeh dibelakang semua ini karena sebelum lepas meninggalkan Gambia, Mantan presiden ini terlihat membawa sejumlah mobil mewah dan berbagai barang tampak ikut dimasukkan ke dalam pesawat kargo Chad tepat dihari Jammeh meninggalkan negaranya setelah 22 tahun berkuasa sebagai presiden. Mencurigai Yahya Jameh adalah pelaku dibelakang ini kini barang-barang miliknya yang tersisa di Gambia disita dan dalam pengawasan. 

Referensi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun