Ruang perkantoran di Jakarta rupanya akan mengalami kekosongan besar diakibatkan tidak adanya keseimbangan antara suplai dengan penyerapan pasokan. Berdasarkan hasil research yang dikeluarkan oleh Lembaga Konsultan Properti, Savills Indonesia menunjukan bahwa pada semester satu kekosongan gedung perkantoran di area Central Business District (CBD) meningkat.Â
Anton Sitorus selaku Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia menjelaskan kekosongan ini terjadi karena adanya tambahan suplai dan berpindah-nya sejumlah perusahaan ke gedung perkantoran area baru. Tingkat kekosongan pasar perkantoran di area CBD mencapai 18,4% atau naik 2,7% dibanding semester sebelumnya. Sementara itu, kawasan perkantoran non CBD kekosongan mencapai 22,7 %. Perkantoran non CBD ini didominasi di sekitar Jakarta Utara.Â
Namun meskipun ruang kantor kosong sudah kelebihan pasokan di Jakarta, pengembangan membangun ruang kantor baru rupanya masih gencar dilakukan. Menurut Head of Markets Jones Lang LaSalle (JLL) Angela Wibawa ada dua faktor yang melatarbelakangi pengembangan pembangunan properti kantor di tengah over supply. Faktor pertama karena mereka membangun kantor hanya untuk dipakai sendiri dan sisanya disewakan. Lalu, faktor lainnya adalah melihat adanya potensi di pasar perkantoran untuk membangun pada beberapa tahun yang akan datang.Â
Melihat pembangunan kantor memakan waktu selama 4 tahun, mereka melihat potensi yang ada di 4 tahun kedepan dari proyek pembangunan kantor baru ini. Pada tahun 2020-2021 ada kemungkinan harga sewa pasar perkantoran akan membaik dibandingkan tahun ini. Namun diketahui harga sewa kantor di Jakarta masih cenderung stagnan, tidak ada kenaikan harga yang berarti. Pemilihan Presiden tahun 2019 rupanya mempengaruhi permintaan serapan perkantoran di jakarta. Potensi risiko penurunan ini membuat pemilik tanah harus segera mengamankan kesepakatan dan mengganti sewa yang telah berakhir sebelum tahun 2019.Â
Referensi: economy.okezone.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H