Sejak memasuki pemilihan presiden 2017, Sosok Emmanuel Macron selalu menjadi sorotan publik. Awalnya kandidat presiden termuda ini dinilai tidak memiliki pengalaman dalam menjalankan kampanye politik. Hingga akhirnya, Emmanuel Macron resmi terpilih menjadi Presiden Prancis ke-25. Diluar kekuatan pesona sang presiden terpilih Prancis, Emmanuel Macron tetap memiliki lawan politik yang tidak hanya menentang kebijakan yang dibuat hingga sampai menempatkan dirinya dalam situasi berbahaya.Â
Benar saja, Kejaksaan Prancis baru saja menetapkan seorang tersangka yang diduga merancang sebuah upaya pembunuhan terhadap Presiden Prancis termuda ini. Berdasarkan penyidikan Kejaksaan, Tersangka dalam plot rencana pembunuhan Presiden Prancis akan melakukan serangan saat parade Hari Bastille akhir bulan ini saat Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Amerika, Donald Trump. Parade ini menjadi tradisi tahunan yang diadakan pada 14 juli di Champ Elysees.Â
Selain rencanan penyerangan terhadap Macron, tersangka yang diketahui baru berusia 23 tahun ini diduga akan melakukan penyerangan terhadap orang kulit hitam, Arab, Yahudi dan homoseksual. Hal ini ditemukan dalam dokumen yang disita oleh aparat keamanan. Kepolisian Prancis mendapatkan informasi tersangka menanyakan info penjualan senjata untuk melancarkan rencana pembunuhannya. Saat tersangka penganut ekstrimis kanan ini ditangkap, Polisi juga menemukan adanya pencarian internet terkait rencana pembunuhan pada parade 14 Juli nanti.Â
Selain itu, saat penangkapan tersangka ditemukan tiga pisau dapur ditemukan dalam kendaraan tersangka. Sejauh ini, kepolisian Prancis belum memberikan konfirmasi apakah tersangka rencana pembunuhan Presiden Macron ini terlibat dalam jaringan teroris yang lebih luas. Namun, keterangan juru bicara Kejaksaan Prancis menemukan tersangka pernah terlibat aktivitas teror pada 2016.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H