Bicara relawan memiliki makna besar terhadap kemajuan sebuah proses pembagunan negara. Saat ini kita tidak lagi sulit untuk menemukan sebuah gerakan ataupun komunitas yang diisikan oleh para relawan-relawan yang rela menyisihkan waktu luangnya dan tenaganya untuk terlibat dalam proyek-proyek kepentingan bersama. Terlepas dari adakah unsur politik terlibat dalam gerakan-gerakan ini, banyak dari anak muda yang melihat ini sebagai bagian dari kegiatan sosial mereka.Â
Memang tidak semua anak muda jaman now mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersifat kerelawanan namun tidak dikit pula yang mau ambil bagian dari barisan para relawan. Selama kurang lebih tiga tahun, saya mendapatkan kesempatan untuk mempelajari jenis gerakan anak muda yang pada dasarnya datang dari berbagai isu, pertama Youth Proactive yang sangat vokal terhadap isu anti-korupsi, ASEAN Youth Organization yang mungkin jangkauan cukup luas yaitu scope Internasional namun mereka datang dari isu kepemudaan dan perbedaan kebudayaan, satu lagi adalah organisasi lingkungan yaitu Pasukan Bijak Sampah dan 350 Indonesia.Â
Meskipun ketiga organisasi ini nampak berbeda dalam lingkup kegiatannya, Saya dapat belajar secara penuh makna dari jiwa kerelawanan itu sendiri. Secara sadar ataupun tidak kini anak muda lebih berperan aktif dalam menentukan masa depan perubahan disekitarnya termasuk disaat mereka menghidupkan kembali jiwa-jiwa kerelawan yang kerap kali terkubur dengan pandangan-pandangan ekstrem ataupun radikalis.Â
Dari Youth Proactive, saya belajar disaat banyak sekali uang rakyat yang dimakan oleh para koruptor setidaknya para relawan yang bergerak untuk menyuarakan keadilan. ASEAN Youth Organization menunjukan bahwa dalam merekatkan hubungan negara antara ASEAN, pemuda bermain peran penting untuk menjembatani perbedaan. Terakhir, Pasukan Bijak Sampah dan 350 Indonesia juga memberikan pesan penting kepada saya yaitu lahirnya kepedulian masyarakat secara kerelawanaan untuk menjaga lingkungan ditengah ancaman perubahan iklim.Â
Kerelawanan hadir sebagai bentuk aksi yang hadir dalam kebebasan sistem demokrasi. Pengalaman kerelawanan ini membawa saya untuk lebih memahami makna cahaya kebenaran di lorong kegelapan. Rasanya sayang kalau kerelawanan diukur sebatas pengalaman selembar kertas ataupun sertifikat semata. Lain halnya dengan anak muda bermental oportunis tidak jarang saya bertemu dimana mereka melakukan kerja secara volunteer tidak secara murni melainkan untuk mencari nama ataupun mendapatkan tiket mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya di dunia.Â
Mungkin keuntungan-keuntungan semacam ini secara tidak langsung akan menghampiri para relawan tanpa harus dibatasi tembok oportunis tersebut. Selama kerelawanan itu sendiri bermanfaat untuk orang banyak, semesta pun akan mendukung dan menghargai mereka. Beruntung tahun ini saya sendiri bisa menjadi bagian dari Tim yang merayakan jiwa kerelawanan di Indonesia melalui program Bulan Relawan Nasional 2017. Disini para relawan seluruh Indonesia bersama-sama mengadakan workshop dan events hingga sampainya di puncak acara Festival Relawan 2017.Â
Bagaimana Kompasianers ada tanggapan terkait jiwa kerelawanan zaman now? :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H