Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sungguh Pilu Nasib Anak-anak Somalia

16 Maret 2017   14:27 Diperbarui: 16 Maret 2017   14:32 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tiga juta orang di Somalia kini menderita kelaparan dan membutuhkan bantuan pangan akibat musim kemarau yang tak berujung. Musim kemarau ini terjadi sebagai dampak dari fenomena cuaca El Nino yang baru baru ini menerjang kawasan timur dan selatan Afrika. 

Dampaknya kekeringan terjadi dimana-mana yang membuat ledakan kelaparan besar-besaran terjadi. Menurut Badan Perserikatan Bangsa Bangsa, Angka penduduk yang membutuhkan makanan hingga saat ini mencapai 4,5 juta orang, angka ini meningkat dua kali lipat sejak Agustus. Parahnya, angka ini akan terus melonjak menjadi 15 juta orang pada tahun depan apabila tidak ada respon dari masyarakat internasional berkaitan dengan pasokan makanan. 

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang kelaparan ini juga mempengaruhi dengan angka gizi buruk di Somalia. Anak-anak selalu rentan menjadi korban dari perihal gizi buruk ini. UNICEF mencatat ada sekitar 300.000 anak di Somalia yang menderita gizi buruk. Kondisi anak-anak ini kian memprihatinkan karena kekeringan yang terus melanda. Warga setempat sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk minum dan memasak. 

Sejauh ini anggota dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyediakan bantuan air ini untuk warga Hargeisa. Diluar ancaman gizi buruk dan kelaparan, kematian ternak juga terus terjadi. Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya makanan yang menyebabkan kasus dehidrasi. Tidak heran apabila bangkai-bangkai dari hewan ternak ini juga dapat ditemukan dimana-mana. 

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun