Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lawatan Raja Arab Saudi Salman ke Indonesia Bukan Kunjungan Biasa

1 Maret 2017   13:12 Diperbarui: 2 Maret 2017   20:01 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah semaraknya persiapan penyambutan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz beserta rombongannya yang mencapai 1.500 orang ini, masyarakat Indonesia perlu memahami maksud dari agenda kunjungan kerajaan ini.  Selama ini Arab Saudi dikenal sebagai negara yang menggantungkan hampir 75 persen pemasukan negaranya dari industri minyak yang berlimpah di negara tersebut. 

Negara yang memiliki sistem kerajaan atau monarki absolut ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat secara ekstrim dalam lima tahun terakhir. Semenjak harga minyak dunia turun anjlok dari 96,29 dollar AS per barrel menjadi 49,49 dollar AS per barrel, membuat perekonomian Arab Saudi pun ikut ter-hantam. 

Kondisi ini menjadi memburuk setelah Amerika dan Eropa mengalami perlambatan ekonomi dan mencoba mengurangi jumlah impor minyak dari Arab saudi dan mencoba mencari alternatif energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini tentunya membuat Arab Saudi berfikir keras untuk mencari negara lain sebagai tujuan ekspor minyaknya. 

Berdiri diantara Saham Aramco dan Investasi Bisnis

Indonesia pun menjadi salah satu dari empat negara di Asia yang menjadi tujuan pendekatan untuk membantu pemasukan ekonomi di Arab Saudi yang menurun dari 1,04 triliun riyal saudi menjadi 615 miliar riyal saudi. Tidak heran bahwa Indonesia ditawari untuk menjadi pembeli saham di BUMN utama mereka yakni Saudi Aramco melalui sistem Initial Public Offering (IPO). Dengan memiliki 5 persen dari saham perusahaan minyak terbesar di dunia ini, kelak Indonesia dapat memiliki aset sebesar 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 26.000 triliun rupiah. 

Apabila sistem IPO ini berhasil terjual Arab Saudi akan mendapatkan dana segar sebesar 100 miliar dollar AS yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan transformasi perekonomian Arab Saudi yang sangat bergantung dengan industri minyak. Indonesia juga dinilai sebagai rekan investasi terbaik karena nantinya Arab Saudi akan mulai berinvestasi di sejumlah lapangan usaha seperti pariwisata penerbangan dan perumahan di Indonesia.  Maka tak heran akan menandatangani 10 Kesepahaman yang akan ditandatangani pemerintah kedua negara tersebut. 

Ikuti perkembangan kedatangan Raja Salman disini:


Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun