Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kecurangan Menjelang Masa Akhir Pilkada Serentak 2017

10 Februari 2017   18:19 Diperbarui: 10 Februari 2017   18:25 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Masa akhir kampanye Pemilihan Kepala Daerah di 7 provinsi Indonesia menjadi tahap yang sesungguhnya rentan akan terjadinya kecurangan dalam penyelenggara pemilu. Memasuki masa tenang ini bukan berarti tensi persaingan semakin rendah. Fakta-nya, tahap inilah menjadi penentu dari hasil masa kampanye masing-masing calon pasangan dalam hari pemungutan suara pada 15 Februari. 

Mengutip Okezone, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz memprediksi empat hal yang dapat menyebabkan pelanggaran jelang pilkada serentak terutama di DKI Jakarta. Persaingan intensif dari masing-masing calon akan meningkatkan suhu politik di masyarakat pemilih akibatnya memunculkan potensi tindakan pelanggaran jelang hari pemungutan suara nanti. 

Potensi pertama pelanggaran adalah segala bentuk pemberitaan bohong atau Hoax dan ucapan intimidasi dan saling serang dari masing-masing kubu diduga akan terus tersebar tanpa filter. Saat memasuki masa tenang para paslon sepatutnya berhenti melakukan kampanye termaksud pemanfaatan teknologi informasi yang secara mudah dapat menyebarkan informasi tanpa disaring. 

Potensi kedua ada di pendistribusian seluruh logistik pemungutan suara yang seharusnya sudah siap dan petugas pelaksananya diharapkan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan integritas tinggi hingga hari pemungutan suara. Potensi kecurangan ketiga terjadi saat bahan atau alat peraga kampanye paslon masih terpampang. Masa tenang ini waktunya semua atribut kampanye dibersihkan. 

Potensi terakhir yang paling berbahaya saat adanya politik uang. Proses politik transaksional yang melibatkan pemberian uang atau barang dalam banyak modus mungkin saja bisa terjadi untuk mempengaruhi para pemilih-nya. Apabila masing-masing paslon terindikasi melakukan politik uang atau menyembunyikan aliran dana kampanye yang seharusnya dilaporkan saat Masa Tenang, Kemenangan pasangan tersebut dapat digugurkan sesuai peraturan yang berlaku dalam Pilkada serentak 2017. 

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun