Kekejaman kelompok militan Abu Sayyaf bukan lagi hal baru untuk didengar bagi warga Indonesia. Kita Ingat kelompok ini pernah membajak dua kapal Indonesia dan menyandera 10 warga negara Indonesia. Melalui jalur diplomatik dan  dimana sebagian dari tahanan saat ini berhasil dibebaskan melului jalur diplomatik dan support dari militer Filipina akhirnya negosiasi pemerintah kita berhasil untuk membebaskan beberapa dari tahanan Indonesia yang disandera oleh Abu Sayyaf.Â
Biasanya kelompok Abu Sayaf tidak segan-segan untuk memenggal kepala tahanan para sanderanya apabila tidak ada uang tebusan dari pihak negara yang dituju. Contohnya saja seorang pria Kanada, Robert Hall yang disandera sejak 21 September 2015 telah dibunuh oleh Kelompok militan Abu Sayyaf karena Kanada tidak membayar tebusan jutaan dolar. Dari sini kita bisa memahami bagaimana kelompok jihad terkecil namun paling kejam di Filipina Selatan ini. Abu Sayyaf yang nama artinya Ayah dari Pedang kerjanya menabur teror dan ancaman dari aksi-aksi penculikan dan pembajakan kapal, uang yang didapatkan bisa dijadikan dana untuk membeli senjata api seperti amunisi.Â
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh laporan gabungan intelijen militer dan kepolisian Filipina menjelaskan bahwa selama enam bulan pertama tahun ini saja, mereka berhasil meraup uang tebusan sekitar Rp. 95 Miliar atau 20 Juta Peso. Pemasukan ini didapatkan mereka karena melaksanakan 32 aksi pengeboman, meningkat 68 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.Â
Pihak Filipina saat ini melaksanakan operasi menumpas Abu Sayyaf. Presiden Duterte memberikan ultimatum kepada militan Abu Sayyaf agar menghentikan aksi-aksi penculikan yang merugikan negara Filipina. Baru-baru ini operasi militer di Filipina telah menewaskan sedikitnya 40 esktrimis Abu Sayyaf dan melakukan dua serangan besar di Hutan Sulu yang diduga menjadi tempat persembunyian kelompok Abu Sayyaf. Serangan ini didukung dengan tembakan artileri dan roket yang ditembakkan helikopter.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H