Pada Sabtu pekan lalu WikiLeaks melalui akun Twitter resmi mereka membocorkan serangkaian pidato kandidat presiden AS Hillary Clinton yang disampaikan di hadapan para eksekutif Goldman Sachs pada tahun 2013. Bahan-bahan ini diretas dari akun email manajer kampanye Clinton, John Podesta.
Bocoran transkrip ini merupakan sedikit bagian dari 40.000 hingga 50.000 email yang dicuri, di antaranya berisi peranan Wall Street di regulasi finansial, hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan kemungkinan intervensi di perang sipil Suriah, dan dampak bocoran WikiLeaks terhadap kebijakan luar negeri AS.
Setelah pembocoran publikasi pidato di hadapan Goldman Sachs tersebut, seketika akses internet Julian Assange sebagai pendiri dari WikiLeaks diputus. Siapa yang memutus akses internet Assange masih belum bisa dikonfirmasi apakah ada keterlibatan dari pihak Ekuador. Saat ini Julian Assange mendapat suaka untuk tinggal dan bekerja di Keduataan Besar Ekuador di London, Inggris. Pemberian suaka ini sempat dikecam dari pihak Inggris yang membuat hubungan diplomatik Ekuador dan London tegang. Inggris masih bertekad untuk mengekstradisi Julian Assange ke Swedia meskipun dapat perlindungan dari pihak Ekuador.
Julian Assange pria berusia 41 tahun ini mengajukan permohonan suaka politik untuk menghindari upaya ekstradisi ke Swedia atas tuduhan pelanggaran seks ataupun hukuman terhadap dirinya atas penerbitan dokumen rahasia menyangkut di Irak dan Afghanistan. Namun Menteri Luar Negeri Ecuador mengatakan negaranya tetap akan memberi suaka politik kepada Assange. WikiLeaks adalah media massa internasional yang mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia negara dan perusahaan kepada publik melalui situs webnya, wikileaks.org.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H