Mohon tunggu...
Prima Pratama Andhika
Prima Pratama Andhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

MAHASISWA FKG UNAIR 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Generasi Sandwich: Terjebak di Antara Dua Generasi

25 Juni 2024   11:16 Diperbarui: 25 Juni 2024   12:02 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era modern ini, banyak individu mengalami kondisi yang dikenal sebagai "generasi sandwich". Istilah ini merujuk pada kelompok orang yang secara finansial bertanggung jawab untuk menghidupi dua generasi sekaligus: orang tua yang semakin menua dan anak-anak mereka. Situasi ini menjadi semakin kompleks di tengah peningkatan biaya hidup, stagnasi gaji, dan kurangnya dukungan sosial yang memadai.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam tantangan-tantangan yang dihadapi oleh generasi sandwich di Indonesia serta menawarkan solusi-solusi yang dapat diterapkan.

Generasi sandwich menghadapi tantangan besar yang mencakup beban keuangan yang berat, kurangnya waktu dan energi, konflik emosional, serta minimnya dukungan sosial. Mereka harus menanggung biaya hidup orang tua, termasuk kebutuhan sehari-hari, kesehatan, dan perawatan lansia, sementara juga membiayai pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan anak-anak mereka. Beban ganda ini sering kali menyebabkan stres finansial yang signifikan. 

Selain itu, membagi waktu dan energi untuk mengurus dua generasi sekaligus dapat sangat melelahkan, memaksa generasi sandwich mengorbankan waktu istirahat dan waktu pribadi mereka, yang berujung pada kelelahan fisik dan mental. Konflik emosional juga sering muncul karena mereka merasa terjebak di antara dua generasi dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda, menyebabkan tekanan untuk memenuhi ekspektasi orang tua dan anak-anak. Kurangnya dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas memperburuk situasi ini, membuat mereka merasa terisolasi dan putus asa.

Menghadapi tantangan sebagai bagian dari generasi sandwich memerlukan berbagai strategi yang efektif. Pertama, komunikasi terbuka dan jujur dengan anggota keluarga sangat penting. Diskusikan situasi keuangan, kebutuhan, dan ekspektasi masing-masing untuk membangun rasa saling pengertian dan kerja sama dalam menghadapi tantangan bersama. 

Kedua, bekerjasama dengan anggota keluarga lainnya untuk membagi tugas dan tanggung jawab dalam mengurus orang tua dan anak-anak. Setiap anggota keluarga dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan waktunya. Ketiga, manfaatkan layanan dan dukungan eksternal yang tersedia, seperti panti jompo, layanan penitipan anak, atau konseling psikologis. 

Dukungan eksternal dapat membantu meringankan beban generasi sandwich. Keempat, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan aktivitas yang disukai, dan carilah bantuan profesional jika merasa kewalahan. Kelima, buatlah perencanaan keuangan yang matang untuk jangka panjang. 

Sisihkan dana darurat, investasikan uang untuk masa depan, dan asuransikan diri Anda dan keluarga untuk mengantisipasi risiko finansial. Terakhir, generasi sandwich perlu membangun ketahanan mental untuk menghadapi situasi yang sulit. Belajarlah untuk menerima bahwa tidak semua hal dapat dikendalikan dan fokuslah pada apa yang dapat diubah.

Menjadi bagian dari generasi sandwich bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan menerapkan strategi yang tepat dan mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitar, Anda dapat mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih baik untuk diri sendiri serta keluarga Anda. Libatkan semua anggota keluarga dalam membagi tugas dan tanggung jawab, misalnya membagi peran dalam merawat orang tua dan mendidik anak-anak sesuai dengan kemampuan dan waktu masing-masing. 

Cari dan manfaatkan berbagai layanan eksternal seperti panti jompo, penitipan anak, atau layanan konseling psikologis yang dapat membantu mengurangi beban Anda. Buatlah rencana keuangan yang solid, termasuk menyisihkan dana darurat, melakukan investasi jangka panjang, dan memastikan bahwa Anda memiliki asuransi untuk melindungi dari risiko finansial. 

Penting untuk menjaga kesehatan mental Anda, luangkan waktu untuk aktivitas yang Anda nikmati dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa terlalu terbebani. Ketahanan mental sangat penting untuk menghadapi situasi sulit, fokus pada sesuatu yang dapat Anda atur dan belajarlah menerima bahwa tidak semua hal dapat diubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun