Oleh : Primanasa
Bagai batu yang membisu, aku tersapu arus yang laju
Dibiarkannya saja begitu, kerapuhan dalam kalbu
Bagai senja yang hilang, aku tersesat dalam nestapa
Dibiarkanya aku memudar, bersama garis lembayung yang berganti rona
Walau mentari t'lah bersua, dunia yang kutatap hanya gulita
Walau langit terlihat lapang, rasa sesak  terus menyapa
Seringkali aku keliru arus 'kan mereda, membiarkan aku pulang
Nyatanya harapan kian memudar, saat delusi masih bertandangÂ
Aku mungkin seumpama anekdot dengan narasi membahagiakan
Aku mungkin seumpama berita kematian yang memberikan kekelaman
Aku mungkin seumpama bunga raflesiaÂ
 Atau bunglon yang berpetualang  mencari jati dirinya
Meski begitu, denyut nadiku sama dan seirama
Meski aku hanya membisu seperti batu
Semakin laju arus yang menderu
Semakin luruh diriku.
Kuningan, 20 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H