Mohon tunggu...
Prima Nadia Rahayu
Prima Nadia Rahayu Mohon Tunggu... Jurnalis - Junior Content Writer:)

Saya merupakan lulusan baru dari Komunikasi SV IPB University. Menulis memang merupakan suatu hal yang baru bagi saya, tetapi saya tidak pernah ragu untuk mencoba dan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandemi Covid-19 Mendisrupsi Seluruh Sektor Kehidupan, Bagaimana dengan Pertanian?

10 November 2021   11:31 Diperbarui: 10 November 2021   12:36 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir seluruh negara, baik negara maju maupun berkembang, berupaya menangani penularan Covid-19 dengan sebaik mungkin. Kini, upaya juga terus dilakukan guna mendorong sektor ekonomi agar tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Namun tetap saja dampak pandemi tidak dapat dibendung untuk tidak menimbulkan kontraksi (pertumbuhan negatif) ekonomi. 

Covid-19 diketahui sudah berada di Indonesia sejak awal Maret 2020. Untuk menangani hal tersebut, pemerintah mengeluarkan beragam kebijakan, di antaranya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui Peraturan Pemerintah (PP) pada tanggal 31 Maret 2020. Pada awal penanganan pandemi Covid-19 ini, perhatian pemerintah hanya terpusat pada penanganan aspek kesehatan. 

Dampak pandemi dan kebijakan pembatasan sosial ini ternyata mendisrupsi seluruh sektor kehidupan, termasuk juga pada sektor pertanian. Namun secara umum daya tahan sektor pertanian lebih baik dari sektor nonpertanian. Pertanian mampu menampung tenaga kerja perkotaan yang kembali ke desa, sehingga sektor ini menjadi penyelamat pada waktu terjadi bencana seperti ini. Pada sektor pertanian dan pangan, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran kabinetnya untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup sebagai antisipasi terjadinya krisis pangan dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, selain menangani aspek kesehatan, berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mengatasi dampak pandemi terhadap dunia usaha yang mengalami penurunan aktivitas produksi dan masyarakat yang menderita penurunan pendapatan dan daya beli. 

Sektor pertanian terbukti menjadi penopang atau penyelamat ekonomi nasional di saat krisis, seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi tahun 1998 dan 2008. Ini dapat dilihat dalam bidang penyediaan tenaga kerja, banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali ke perdesaan dan mengandalkan usaha pertanian untuk menopang kebutuhan hidupnya. Dengan begitu, kini potensi pertanian telah mencuri perhatian pelaku bisnis startup di Indonesia. Terbukti dengan munculnya beragam startup dapat membawa berbagai macam model bisnis, mulai membantu dari segi distribusi hasil pertanian, solusi permodalan, efisiensi panen, dan masih banyak lagi.

Kini karena adanya pandemi, konsumen mulai beralih ke platform online untuk melakukan segala transaksi pembelian dan pemesanan produk pangan segar. Maka dari itu banyak platform digital bermunculan untuk mengatasi hal tersebut. Apalagi di era digital seperti saat ini, pengunaan teknologi sangat bisa diandalkan untuk mendukung sektor pertanian, yakni melalui pengelolaan teknologi dengan memanfaatkan platform-platform digital. Maka akan semakin banyak hal konkret yang dapat menjadi peluang, sekaligus dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas petani.

etanee, platform digital khusus untuk rantai pasok pangan, berusaha mengandalkan teknologi digital untuk memenuhi permintaan konsumen mereka. etanee.id adalah platform rantai pasok digital yang menghubungkan ekosistem industri pangan dari hulu ke hilir dengan visi menjadi Solusi Pangan untuk Indonesia. Tentu adanya platform digital etanee ini dapat memudahkan segala pihak, mulai dari produsen, gudang logistik, rantai distribusi, hingga konsumen. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun