Budaya makan di negara Indonesia cukup beragam tergantung pada setiap daerah. Masing-masing memiliki pola konsumsi yang berbeda karena dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan alam.
Pernah sekali waktu saya menemukan sebuah cuitan akun twitter milik @melanieppuchino yang mana cuitan tersebut berisi "Kami orang Sumatera biasa makan bermewah-mewah. Kalau ada telur entah ceplok, rebus, dadar, itu condiment bukan lauk. Kami pantang makan gak enak. Lauk 4-5 macam di meja sudah biasa.Â
Nyampe Jawa sini, nasi Padangpun isinya lauk 1biji+sambel+sayur daun singkong. Stress berat!". Cuitan tersebut menggambarkan bahwa orang Sumatera memiliki kebiasaan selalu menghidangkan banyak lauk dalam satu meja makan untuk sekali makan.Â
Hal ini cukup berbeda dengan kebiasaan makan dengan orang-orang Jawa yang biasanya makan dengan hanya satu ataupun dua lauk dan itu pun lebih banyak nasinya ketimbang lauk itu sendiri. Kedua hal tersebut dapat dikaitkan dengan teori sosiologi pengetahuan milik Karl Mannheim. Sosiologi pengetahuan memiliki pandangan bahwa pola pikir atau budaya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Sosiologi pengetahuan merupakan teori sosiologi yang membahas dan menganalisis bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap pandangan manusia.Â
Saya mengenal teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim dari Jurnal Pedagogy "Sosiologi Pengetahuan: Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim" karya Hamka. Sosiologi pengetahuan juga menganalisis studi dokumenter biografi maupun biografi.Â
Dengan demikian, sosiologi pengetahuan juga dapat disebut sebagai sosioanalisis. Konsep weltanschauung dalam sosiologi pengetahuan terbagi menjadi dua yaitu, weltanschauung rasional dan weltanschauung irasional. weltanschauung rasional berarti pandangan dunia yang masuk akal dimana konsep mempengaruhi ideologi dan dapat diterima dengan luas karena konsep ini mempertanyakan kehidupan manusia secara umum.Â
Weltanschauung irasional adalah konsep pandangan dunia yang tidak masuk akal yang memungkinkan tidak adanya teoritis dari fenomena tersebut dan secara metodologi tidak akan berguna.(Hamka, 2020)
Karl Mannheim merupakan seorang sosiolog yang berkarier di Jerman dan Inggris. Mannheim lahir pada 27 Maret 1893 di Budapest, Hongaria dan berasal dari keluarga Yahudi. Mannheim menempuh pendidikan di Universitas Budapest dan menerima gelar doktor di bidang filsafat.Â
Dirinya mulai meninggalkan Hongaria pada tahun 1919, dan tinggal beberapa saat sebelum akhirnya pindah ke Jerman. Karl Mannheim mulai tertarik dengan dunia sosiologi setelah menghadiri beberapa perkumpulan Marianne Weber. Secara tidak langsung pengaruh Max Weber masuk ke dalam pemikiran Mannheim.Â
Bagi dirinya, Weber bukan hanya intelektual sosiologi tetapi merupakan mentor dalam karier akademisnya. Mannheim diangkat sebagai professor sosiologi di Goethe University di Frankfurt pada tahun 1930. Kesuksesan Mannheim mulai dicapai setelah menerbitkan Ideologie and Utopie.Â