Tradisi punggahan dimaknai sebagai penyambutan bulan penuh rahmat merupakan ungkapan kegembiraan karena dapat kembali bergabung dengan bulan yang amat dinantikan oleh umat muslim. Beragam cara masyarakat Indonesia untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, pada umumnya masyarakat akan melaksanakan ziarah kubur, makan bersama kerabat dan keluarga, ada juga yang melakukan tradisi berpangir yaitu mandi pangir dengan air yang sudah dicampur wewangian yang berasal dari beberapa jenis tumbuhan terutama daun pandan. Tujuannya adalah untuk mensucikan diri untuk bersiap-siap menyambut Ramadhan. Ramadhan sudah diambang pintu ketika hari Sabtu siang, 28 Juni 2014 saya dan mimi mengunjungi seorang kerabat guna bersilaturrahmi dan bermaaf-maafan. Karena waktu Ashar telah hampir tiba kami diajak ke mushola Al Hidayah yang terletak di Desa Sei Belumei, Tanjung Morawa yang letaknya tidak jauh dari rumah kerabat tersebut. Mushola ini sedang dalam renovasi untuk dijadikan mesjid dengan memperluas ruangan dalamnya sehingga dapat menampung lebih banyak jamaah yang akan melaksanakan sholat. Selain itu beberapa waktu yang lalu juga telah dilakukan pemasangan kubah baru sehingga mushola sederhana yang dahulunya belum memiliki kubah inipun terlihat lebih indah. Saat azan Ashar berkumandang, kami bersiap-siap untuk ikut melaksanakan sholat Ashar berjemaah bersama warga sekitarnya. Sehabis sholat, saya, mimi dan kerabat berbincang-bincang dibawah pohon jambu mete yang terdapat di halaman rumah kerabat yang letaknya bersebelahan dengan mushola. Sambil ngobrol saya melihat satu persatu kaum laki-laki dengan mengenakan pakaian muslim mulai berdatangan ke mushola, ada juga yang datang bersama anak lelakinya. Mereka adalah warga sekitar mushola, yang menjadi pemandangan menarik bagi saya adalah kaum bapak tersebut datang dengan menenteng rantang atau baskom. Info dari kerabat saya bahwa sore itu, ba'da Ashar akan diadakan acara punggahan berupa acara makan bersama antara pengurus mushola dengan warga sekitar yang umumnya merupakan suku Jawa. Acara punggahan seperti ini merupakan acara yang dilakukan setiap tahunnya oleh warga sekitar mushola menjelang Ramadhan tiba. Biasanya masing-masing warga yang datang akan membawa makanan yang telah disiapkan dari rumah untuk dimakan bersama setelah acara selesai. Ketika acara akan dimulai, kerabat saya tersebut terpaksa meninggalkan kami untuk bergabung bersama warga yang sudah duduk di halaman mushola. Sebenarnya saya dan mimi diajak untuk bergabung pada acara punggahan tersebut, namun karena seluruh yang hadir saat itu adalah kaum lelaki dan hanya kami berdua saja yang wanita jika ikut bergabung dengan mereka maka kami lebih memilih untuk melihat acara tersebut dari kejauhan saja. Saya belum pernah melihat apalagi mengikuti acara seperti ini, hal ini membuat saya berupaya mengambil beberapa foto. Namun karena rasa sungkan saya pun hanya bisa mengabadikan acara punggahan tersebut melalui kamera ponsel dari kejauhan saja, itupun dengan memaksimalkan fasilitas zoom yang terdapat pada ponsel saya. Acara punggahan dimulai dengan sambutan dari pengurus mushola dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kerabat yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan mesjid Al Hidayah ini. Sayup-sayup melalui pengeras suara kami dapat mendengar bahwa akan diadakan beberapa kegiatan khususnya bagi anak-anak selama bulan Ramadhan di mushola ini. Salah satunya adalah tadarus dimana nantinya akan diberikan hadiah bagi anak-anak yang dinyatakan sebagai pemenang dengan kriteria tertentu, sayang saya tidak dapat mendengar dengan jelas kriteria yang dimaksudkan. Hal ini tentunya untuk merangsang minat anak-anak yang masih belia untuk mempelajari Islam. Setelah itu acara pokok dimulai dengan pembacaan pembukaan yasin, tahlil dan diakhiri dengan doa. Sehabis doa terlihat anak-anak mulai berlarian ke ruangan tempat berwudhu untuk mencuci tangan. Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu makan bersama. Para kaum bapak membuka bekalnya masing-masing dan diletakkan di tengah-tengah. Ternyata setiap orang boleh memakan makanan bawaanya sendiri atau mengambil makanan dari warga lainnya. Terlihat anak-anak paling gak sabaran untuk mengambil makanan yang disukainya. Pengen juga rasanya ikut mencicipi namun kami hanya bisa melihat dari kejauhan. Tapi kalau memang rezeki gak akan kemana-kemana, tiba-tiba seorang warga datang menghampiri kami dengan membawa baskom berisi makanan yang lumayan banyak. Akhirnya kami pun bisa ikut menikmati makanan yang lezat pada acara punggahan itu, awalnya saya mengira hanya lauk yang terdapat dalam baskom tetapi setelah diperhatikan ternyata isi baskom terdiri dari dua lapisan, paling bawah berisi nasi lalu ditutupi dengan kertas pembungkus makanan, baru di atasnya diletakkan berbagai jenis lauk yang terdiri dari ayam rendang, mie, sambal kentang dan udang serta kerupuk sebagai pelengkap. Rasanya ... jangan ditanya , enaaaak banget. Setelah acara makan bersama selesai, sebelum meninggalkan mushola untuk kembali ke rumah masing-masing terlihat warga saling bersalam-salaman sembari memohon maaf atas salah dan khilaf yang mungkin pernah dilakukan selama ini. Sungguh indah mengawali Ramadhan dengan memaafkan. MARHABAN YA RAMADHAN Sebelum pulang warga saling bermaaf-maafan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H